Jakarta, 30 September 2013
Menunggu isya
Pernah galau? Sakit hati? Marah? Atau bahagia hati berbunga-bunga, tenang damai??? Pasti pernah. Kita manusia pasti pernah merasakan itu semua. Tapi ketika perasaan itu datang, pernah kah kita dengan ikhlas hati untuk mencari jawaban atas kegundahan hati kita, atau ketika bahagia itu datang, hati tenang pernahkah kita dengan langkah ringan mencari-cari makna dari semua ini? Dengan apa? Dengan berdialog dengan Allah melalui Al-Qur'an. Membacanya kemudian mentadabburi terjemahannya, mencari semua jawaban atas sedih, duka bahkan bahagia kita di dalam Al-Qur'an.
Why Al-Qur'an? Ya.. Karena kita umat Islam dan tuntunan kita hanyalah Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Apa ada yang lebih sempurna dari itu? TIDAK ADA. Al-Qur’an adalah kalam Allah, tidak ada sedikit pun perkataan
manusia, bahkan ketika manusia di tantang untuk membuat satu surat pun
tak akan bisa, karena Al-Qur’an dibuat dan diturunkan dengan ilmu Allah.
Perhatikanlah Firman Allah berikut ini: “Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam”, (QS. 26:192). “dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin”, (QS. 26:193)
Mengenai saya, yang akhir-akhir ini rasanya sedikit kehilangan kepercayaan dengan orang lain, saya menutup diri dari orang lain. Saya nyaman dengan diri saya sendiri, dengan orang-orang terdekat saya, keluarga, suami dan beberapa teman yang sangat sedikit sekali. Kekhawatiran lisan saya menyakiti orang lain, atau prasangka buruk lainnya membuat saya lebih memilih sendiri. Bukan sombong atau benci orang lain, tapi lebih menjaga diri dari hal-hal yang saya takutkan jadi memperburuk hakikat diri saya dimata Allah.
Sekarang saya rasanya lebih nyaman berdialog dengan diri saya sendiri, berdialog dengan Allah dan mencoba menemukan makna dari semua yang saya alami di Al-qur'an. Apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya yakin semua ada hikmahnya, sudah ditakdirkan Allah, sudah Allah atur sedemikian rupa dengan skenario indahNya. Allah..Allah.. Allahu Akbar.
Mengenai Al-Qur'an, banyak hal unik yang saya alami ketika membacanya. Pernah beberapa kali ketika hati saya sedih, di dzalimi, di fitnah, saya marah dan sakit hati, dan ketika membaca Al-Qur'an saya menemukan jawaban, didalam Al-Qur'an Allah berkata "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS: Al Ankabut 2-3).
(QS: Al Ankabut 2-3).
Seketika saat itu saya langsung tersungkur, menangis sejadi-jadinya, selalu ada jawaban dari Allah atas apapun saya alami. Allah menghibur saya dengan kalamNya, bahwa siapa saya yang tidak akan diuji? sedangkan orang-orang sebelum saya saja Allah berikan ujian, bahkan Rasulullah. Sombong sekali saya yang mengaku beriman kepada Allah namun marah ketika saya merasa didzalimi dan difitnah. Allah menjawab lagi bahwa Allah mengetahui orang-orang yang benar dan yang berdusta.
Selalu ada jawaban di dalam Al-Qur'an. Seringkali juga ketika saya membaca Al-Qur'an secara acak, misalnya surah-surah tertentu saja, Saya takjub, saya menemukan jawaban dari apa yang saya rasakan saat itu. Subhanallah... Allah jawab semuanya disana. Seolah saat itu saya berdialog langsung dengan Allah, Allah ada dihadapan saya dan menjawab semua pertanyaan dihati saya. Itulah mukjizat Allah, Al-Qur'an.
Mengutip dari blog tetangga disini kita dapat temukan beberapa jawaban dari masalah yang kita alami:
Kenapa kita tidak mendapatkan apa kita inginkan ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 216
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Kenapa ujian dan masalah yang kuhadapi seberat ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 286
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):` Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Bagi yang frustasi ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Ali Imran ayat 139
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Tapi Aku tidak bisa bertahan lagi, Aku Tidak Kuat menghadapi ujian dan Masalah ini, Masalah ini terlalu berat ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Az Zumar ayat 53
"Katakanlah:` Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Lalu...Bagaimana Aku menjalani hidup ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an Surah ayat 200 dan Al Baqarah ayat 45
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung."
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu."
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 216
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Kenapa ujian dan masalah yang kuhadapi seberat ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 286
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):` Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Bagi yang frustasi ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Ali Imran ayat 139
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Tapi Aku tidak bisa bertahan lagi, Aku Tidak Kuat menghadapi ujian dan Masalah ini, Masalah ini terlalu berat ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Az Zumar ayat 53
"Katakanlah:` Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Lalu...Bagaimana Aku menjalani hidup ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an Surah ayat 200 dan Al Baqarah ayat 45
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung."
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu."
Jadi, Pada siapa Aku harus berharap ?
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 129
"Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:` Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung."
Lalu..apa yang Aku dapat dari semua ini ?
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 111
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 129
"Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:` Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung."
Lalu..apa yang Aku dapat dari semua ini ?
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 111
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."
Sebagai muslim, semestinyalah kita dapat bersahabat dengan Al-Qur'an. Sahabat diartikan yang selalu menyatu, satu
irama, satu tujuan. Sehingga ketika yang kita jadikan sahabat baik dalam
hal ini Al-Qur’an maka pastilah kita menjadi baik. Al-Qur’an selain menjadi hukum Islam yang pertama dialah pedoman hidup
juga bagi umat Islam. Tidaklah heran jika generasi sahabat yaitu
salafushalih adalah generasi terbaik sepanjang masa di dunia. Mengapa
demikian? karena para sahabat menjadikan Al-Qur’an sebagai
sahabat mereka. Mereka adalah generasi pertama umat ini yang telah mendapat
rekomendasi dari Allah dan RasulNya, telah mendapatkan keridhaan dari
Allah Azza Wajalla. Oleh karena itu ketika kita sering berinteraksi dengan Al-Qur’an maka
akan mulia. Karena satu-satunya kitab yang Allah muliakan adalah
Al-Qur’an. Mendekat dengan Al-Qur’an maka Allah akan mudahkan apa saja
di dunia dan akhirat.
Mengutip lagi dari sini, bahwa sebagai seorang muslim kewajiban kita terhadap Al-Qur'an adalah:
1. At Tilawatu: Membacanya.
Tentu dengan bacaan yang benar, karena hukum membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu ‘ain. Namun hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Lantas bagaimana agar bisa membaca dengan benar? Maka jawabnya harus belajar pada seorang guru dengan proses talaqqi. Talaqqi adalah belajar membaca Al Quran secara langsung dibimbing oleh seorang guru Al-Qur’an. Dalam talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang benar setiap kali salah membaca. Bacaan Al-Qur’an bukan berdasarkan ijtihad tetapi riwayat, sehingga harus melalui proses talaqqi kepada seorang guru dan tidak dapat dipelajari sendiri. Sabda Rasulullah saw, “Orang yang mahir dalam Al Qur’an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Sabda Rasulullah saw, “Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
2. Al Hifdzu: Menghafalnya
Al-Qur’an selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan hati seseorang. Allah SWT berfirman: “Sebenarnya Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang yang zhalim” (QS 29:49), Juga sabda Rasulullah “Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat ayat dari Al-Qur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni.”(HR At Tirmidzi)
3. Al Fahmu: Memahami Isinya
Untuk dapat memahami isi Al-Qur’an haruslah menguasai bahasa Arab. Karena jika hanya membaca terjemahnya saja belum cukup untuk bisa memahami isinya. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang sangat tinggi sastranya. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik butuh belajar bahasa Arab. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardhu ‘ain.
4. Al ‘Amalu: Mengamalkan
Sebagai seorang muslim, tentu urusan mengamalkan isi Al-Quran sudah menjadi harga mati. Sebab Al-Quran bukan sekedar kitab untuk dibaca saja, tetapi lebih dari itu, Al-Quran adalah petunjuk hidup.
Allah SWT berfirman:
“Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertaqwa atau Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha: 113)
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura dan penduduk sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (QS. As-Syura: 7)
Namun kita juga perlu tahu bahwa isi Al-Quran itu sangat luas, mencakup wilayah yang menjadi pokok agama, tetapi juga ada wilayah yang bersifat anjuran. Kalau kita pinjam istilah para ahli fiqih, ada wajib dan ada sunnah. Ada haram dan ada makruh.
Jadi yang harus dijalankan terutama pada bagian yang paling esensial, seperti urusan dasar aqidah dan syariah. Jadi kami batasi dulu saja, bahwa mengamalkan isi Al-Quran adalah sesuatu yang mutlak wajib dijalankan, terutama pada wilayah yang paling esensial, yaitu aqidah dan syariah.
Di tataran aqidah, rasanya sedikit sekali wilayah perbedaan pendapatnya. Beda dengan tataran syariah yang agak lebih beragam teknis pelaksanaannya. Dan masalah itu nanti akan dibahas pada bab fiqih.
Tentu saja isi Al-Quran bukan hanya aqidah dan syariah saja, tapi mencakup semua ajaran Allah SWT. Namun karena jumlah ayat Al-Quran sangat terbatas, yaitu berkisar hanya 6000-an ayat lebih saja, maka tentu saja detail-detail isi dan teknisnya nanti dijelaskan lewat hadits-hadits nabawi. Boleh dibilang yang ada di dalam Al-Quran baru sebatas prinsip-prinsip dasarnya.
5. Ad Da’watu: Mendakwahkan, mengajak orang untuk mengikuti Al-Qur’an.
Intinya kita tidak boleh shalih sendirian. Sabda Rasulullah “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari)
Wallahu a’lam bishawwab
Tentu dengan bacaan yang benar, karena hukum membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu ‘ain. Namun hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Lantas bagaimana agar bisa membaca dengan benar? Maka jawabnya harus belajar pada seorang guru dengan proses talaqqi. Talaqqi adalah belajar membaca Al Quran secara langsung dibimbing oleh seorang guru Al-Qur’an. Dalam talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang benar setiap kali salah membaca. Bacaan Al-Qur’an bukan berdasarkan ijtihad tetapi riwayat, sehingga harus melalui proses talaqqi kepada seorang guru dan tidak dapat dipelajari sendiri. Sabda Rasulullah saw, “Orang yang mahir dalam Al Qur’an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Sabda Rasulullah saw, “Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
2. Al Hifdzu: Menghafalnya
Al-Qur’an selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan hati seseorang. Allah SWT berfirman: “Sebenarnya Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang yang zhalim” (QS 29:49), Juga sabda Rasulullah “Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat ayat dari Al-Qur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni.”(HR At Tirmidzi)
3. Al Fahmu: Memahami Isinya
Untuk dapat memahami isi Al-Qur’an haruslah menguasai bahasa Arab. Karena jika hanya membaca terjemahnya saja belum cukup untuk bisa memahami isinya. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang sangat tinggi sastranya. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik butuh belajar bahasa Arab. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardhu ‘ain.
4. Al ‘Amalu: Mengamalkan
Sebagai seorang muslim, tentu urusan mengamalkan isi Al-Quran sudah menjadi harga mati. Sebab Al-Quran bukan sekedar kitab untuk dibaca saja, tetapi lebih dari itu, Al-Quran adalah petunjuk hidup.
Allah SWT berfirman:
“Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertaqwa atau Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha: 113)
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura dan penduduk sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (QS. As-Syura: 7)
Namun kita juga perlu tahu bahwa isi Al-Quran itu sangat luas, mencakup wilayah yang menjadi pokok agama, tetapi juga ada wilayah yang bersifat anjuran. Kalau kita pinjam istilah para ahli fiqih, ada wajib dan ada sunnah. Ada haram dan ada makruh.
Jadi yang harus dijalankan terutama pada bagian yang paling esensial, seperti urusan dasar aqidah dan syariah. Jadi kami batasi dulu saja, bahwa mengamalkan isi Al-Quran adalah sesuatu yang mutlak wajib dijalankan, terutama pada wilayah yang paling esensial, yaitu aqidah dan syariah.
Di tataran aqidah, rasanya sedikit sekali wilayah perbedaan pendapatnya. Beda dengan tataran syariah yang agak lebih beragam teknis pelaksanaannya. Dan masalah itu nanti akan dibahas pada bab fiqih.
Tentu saja isi Al-Quran bukan hanya aqidah dan syariah saja, tapi mencakup semua ajaran Allah SWT. Namun karena jumlah ayat Al-Quran sangat terbatas, yaitu berkisar hanya 6000-an ayat lebih saja, maka tentu saja detail-detail isi dan teknisnya nanti dijelaskan lewat hadits-hadits nabawi. Boleh dibilang yang ada di dalam Al-Quran baru sebatas prinsip-prinsip dasarnya.
5. Ad Da’watu: Mendakwahkan, mengajak orang untuk mengikuti Al-Qur’an.
Intinya kita tidak boleh shalih sendirian. Sabda Rasulullah “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari)
Wallahu a’lam bishawwab
No comments:
Post a Comment