Bulan
Oktober 2013 ini boleh dibilang bulannya “keluarga”. Kenapa demikian? Karena
bulan ini saya banyak menghabiskan waktu saya bersama dengan keluarga saya
tercinta. Terhitung 12 hari di bulan Oktober ini saya menghabiskan waktu
bersama keluarga saya, orang-orang yang saya cintai. Saya yang sampai detik ini
masih berdomisili di Jakarta merasa sangat bahagia sekali bisa pulang dan mengunjungi
keluarga saya. Diawali pada minggu pertama di bulan Oktober, saya mengunjungi
keluarga besar suami saya di Surabaya, menjenguk ibu mertua, saudara ipar dan
keponakan-keponakan saya. 3 hari yang sangat berkesan, karena bisa menghabiskan
weekend bersama mereka, makan bersama, dan sedikit menghadirkan senyum bahagia
dengan mengajak mereka berwisata ke kota Batu Malang, walaupun rasanya kurang
lengkap karena tanpa kehadiran suami yang
tak bisa ikut pulang karena alasan pekerjaan. But i’m feeling home,
mendengarkan celoteh keponakan-keponakan yang lucu, mendengar curhat dan
uneg-uneg ummi, dan belajar masak masakan favorit suami saya. Oleh-oleh dari
Surabaya, tentunya aneka kerupuk khas daerah kenjeran, petis, sambel bu Rudy
dan juga sebuah buku “A thousand splendid suns” yang saya beli di toko buku Periplus
di bandara Juanda. Alhamdulillah... nikmat sekali rasanya liburan kali ini.
Berlanjut ke
minggu ke dua di bulan Oktober, untuk merayakan hari raya Idul Adha di
Balikpapan saya mendapatkan cuti 3 hari dari kantor, dan jika diakumulasi libur
saya totalnya 9 hari. What a great holiday, thank to my boss. Saya belum pernah
libur selama ini selama 3 tahun bekerja di Jakarta. Alhamdulillah libur 9 hari
ini semakin lengkap dengan keberadaan suami yang setiap hari menemani. Suami
saya juga dapat ijin dari kantornya. Lengkap rasanya, berkumpul dengan suami,
orangtua dan si abang Seno.
9 Hari
berada dirumah, bukannya bisa berleha-leha, karena saya sibuk dengan urusan
dapur, hehehe. Saya yang sudah “kadung”
rindu dengan dapur benar-benar kalap memasak, ditambah lagi dengan banyaknya request dari suami yang ingin dibuatkan
makanan bermacam-macam. Hari minggu suami saya request masak lontong kikil (makanan favorit suami) yang resepnya
saya pelajari dari mertua minggu sebelumnya, kemudian sorenya dilanjutkan
dengan membuat nastar (lagi, ini kue favorit suami). Hari senin dilanjutkan
dengan eksperimen membuat lapis legit anti gagal karena resepnya sudah diuji
coba di dapur “fortuna” tempat kursus saya di jakarta. Alhamdulillah eksperimen
saya berhasil, dan suami suka sekali dengan kue ini, hihihi. Resepnya bisa dilihat disini. Hari senin, lagi suami request
dimasakin Mangut kepala ikan manyong, untuk makanan yang satu ini
sebenarnya saya gak begitu suka karena bau amis kepala ikan dan bumbu kluweknya
yang medok banget. Tapi demi suami semua dijabanin dah, hehehe. Selain itu ada chapcay, mie goreng seafood, bangket kacang, lapis legit lampung dll.
Keberadaan
saya dan suami dirumah selama 9 hari juga menghadirkan kebahagiaan dan keceriaan
tersendiri bagi orangtua saya dan abang Seno. Mereka yang biasanya Cuma bertiga
dirumah sekarang bertambah ramai karena kepulangan kami. Suami juga makin akrab
dan sayang dengan si abang Seno. Suami yang pecinta binatang berusaha
menularkan kecintaannya kepada binatang ke abang. Si abang senang sekali ketika
suami membelikannya sepasang hamster jenis syrian lengkap dengan kandangnya.
Pesan moralnya selain supaya si abang sayang dengan binatang, juga mengajarkan
dia makin bertanggung jawab dengan barang miliknya.
Cerita lain
dari liburan kali ini adalah memantau perkembangan pembangunan rumah kost saya
yang masih jauh dari kata selesai. Perkembangannya baru sampai pemasangan
instalasi listrik di tiap kamar dan “mlester” dinding. Saya dan suami rasanya megap-megap
bernafas, mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk bisa menyelesaikan pembangunan
rumah kost impian kami. Berencana mengajukan pinjaman ke bank lagi tapi masih
perlu pertimbangan masak-masak. Ya sementara pelan-pelan saja membangun rumah
kost ini, gak ngoyo juga. Semoga rezeki kami dimudahkan, amin.
Liburan usai
di hari minggu, seperti biasa saya selalu galau ketika harus kembali lagi ke
Jakarta dan suami juga kembali ke Samarinda. Ada rasa takut ketika saya meninggalkan keluarga, ada rasa takut ketika berada di
atas pesawat, rasa takut kalau ini jadi hari terakhir saya bertemu keluarga
saya. Namun alhamdulillah, sampai hari ini detik ini saya masih diberikan umur
oleh Allah. Masih ada harapan untuk bisa bertemu keluarga saya kembali dan saya
masih menunggu SK Mutasi saya ke BDK Balikpapan. Mohon doakan saya semoga semua
urusan disini dimudahkan. Amin...
No comments:
Post a Comment