29 Tahun perjalanan move on

Wednesday, May 07, 2014 | me |

Tak Terasa Mei 2014 ini saya genap berusia 29 tahun, umur yang tidak muda lagi, agak shock juga hampir memasuki usia kepala 3, oh no... Kerutan mulai kelihatan. 29 tahun menjalani hidup, ngapain saja ya saya? Apa yang sudah Saya capai? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja saat muhasabah diri setiap selesai sholat.
Flashback kemasa lalu, coba memutar slide demi slide memori dimasa kecil, remaja, kuliah, bekerja, menikah, hijrah, menjadi PNS, hijrah lagi dgn meninggalkan suami dan saat ini kembali lagi kepelukannya. Kalimat pertama yang saya ucapkan adalah alhamdulillah. Alhamdulillah Saya masih hidup, masih sehat, masih bersama orang-orang yang saya cintai dan masih bisa ikutan giveaway ini, hihihi... Thank God for everything you have gave to me and my family. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang bisa kamu dustakan.

Bertekad tak ingin dihina karena miskin dan tak berpendidikan.
Saya terlahir Dari keluarga yang sederhana, istilah saat ini mungkin bisa disebut keluarga dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Ayah saya seorang Pelaut Dan Ibu Saya seorang petani. Jangan Tanya kehidupan kecil saya (SD), hidup saya pas-pasan di desa saya yang berada disalah satu kabupaten di Kalbar, sangat jauh dari peradaban Kota. Kolot, ndeso, hitam, dekil begitulah ledekan saudara-saudara sepupu Saya kalau mereka berkunjung kerumah Saya. Mereka selalu Meledek Saya karena tak bisa berbahasa indonesia dengan baik dan benar, karena keseharian di rumah dan disekolah saya menggunakan bahasa melayu. Hinaan makin bertambah ketika mereka asyik bercakap-cakap dalam bahasa inggris dan Saya tak mengerti satu katapun yang mereka ucapkan. Menangislah si cengeng ini ketika dibully oleh sepupu-sepupunya.
Terlahir dari keluarga miskin Bukan berarti saya patah arang Dan menerima saja Nasib Saya. Saya berusaha untuk move on mengubah Nasib saya untuk menjadi orang yang berpendidikan walaupun pendidikan orangtua Saya hanya SD. Saya meyakini bahwa Allah Akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Tekad Saya kuat untuk terus sekolah sampai kebangku kuliah. Perjalanan move on ini pun tidak mudah, karena Saya harus menempuh jarak 15 KM pulang pergi disiang hari bolong dengan sepeda selama 3 tahun waktu SMP, kemudian menumpang tinggal dirumah keluarga dan jadi pengasuh anak paruh waktu sewaktu SMA dan hidup pas-pasan dengan hasil dari beasiswa sewaktu kuliah. Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan kuliah Saat Saya berusia 20 tahun dengan predikat cumlaude dan lulusan termuda. Move on ini saya persembahakan untuk kedua orangtua Saya.

Sarjana Pengangguran
Selesai kuliah ternyata Saya tak langsung dapat pekerjaan. Alih-alih menjadi PNS (pekerjaan Idaman hampir sluruh orang Indonesia) karena tak kuat modal untuk menyogok, Saya malah bekerja serabutan. Sarjana jadi pekerja serabutan??? Iya itu saya. Menjadi waitress di restoran, sales toko elektronik, marketing pembuatan website, ikut-ikut teman Jadi event organizer untuk seminar dan konser musik sampai menjadi penyiar radio. Pikiran saya waktu itu Hanya malu kalau tidak bekerja. Move on lagi donk.. Gak boleh Jadi sarjana pengangguran, semangat kerja. Jangan ditanya soal gaji, saya pernah dibayar Rp. 1.500,/jam dari bekerja sebagai penyiar radio. 10 jam cas cis cus di depan microphone sampai blepotan cuma dibayar 15.000 saudara-saudara Dan itu saya alami pada tahun 2006. Udah move on pun masih begini saja ni nasib Saya. Eittt... Gak boleh patah semangat, move on lagi dong untuk merubah nasib jadi seorang perempuan sukses.


Move on Demi suami dan jalan menjadi PNS.
Nasib sedikit berubah ketika saya move on Dari Jadi penyiar radio Swasta ke radio pemerintah (satu-satunya). Gaji sudah mulai Ada peningkatan, alhamdulillah. Umur udah 24  tahun kala itu, "Nikah yuk" ajak calon suami Saya. Bismillah..kami mantap menikah Mei 2009, ini juga move on dari status single menjadi menikah, keputusan yang termasuk berani lho ini, karena proses perkenalan yang tak lama ditambah lagi setelah menikah kami Berjauhan (LDR). Hampir setahun berjauhan, suami saya sakit keras dan harus intensif dirawat. Pekerjaan Saya Gimana? Bentar lagi mau diangkat Jadi PNS pula. bismillah... Demi suami, move on lagiiiiii. Saya hijrah Ke Kutai Kartanegara untuk menemani dan merawat suami. Ikhlas hati meninggalkan orangtua Dan sanak keluarga demi suami terkasih. 8 Bulan merawat suami, alhamdulillah dia sehat kembali. Diperantauan saya pun tetap gigih mencari kerja demi membantu suami dan untuk bantu-bantu keluarga. Usaha Saya berbuah manis, setelah selama 4 tahun (sejak lulus kuliah) saya mencoba ikut tes CPNS akhirnya Saya Jadi PNS juga (pekerjaan Idaman rakyat Indonesia) dan ini tanpa menyogok serupiah pun. Murni. Penempatannya pun bergengsi, Kementerian pusat, di Jakarta. Emak... Anakmu berhasil move on Dari orang desa jadi orang jakarteeee. Move on lagi meninggalkan suami sementara waktu demi mengejar mimpi untuk kehidupan yang lebih baik dan punya rumah sendiri.

Pekerjaan impian 
3 tahun bekerja di Jakarta akhirnya saya memilih untuk move on lagi Ke Balikpapan, karena suasana pekerjaan yang tidak kondusif untuk kesehatan jasmani dan rohani saya. 3 tahun bergelut dengan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan Saya ternyata tidak sepenuhnya membuat saya enjoy menjalaninya, passion Saya bukan berada dibalik meja Dan membuat draft peraturan hukum, bukan pula menjadi seorang staf penurut apapun keinginan atasannya, ah Saya ini seorang pembangkang. Ketika hati sudah tak cinta, mengapa harus dipaksakan, bukankah kita hidup tidak untuk saling menyakiti dan tersakiti. Masyaallah Bahasanya bung.... Eh Tapi ini iya lho, Bagi Saya keterikatan hati dengan pekerjaan, dengan pimpinan Dan teman itu sangat menentukan prestasi kerja lho. Meski dengan berat hati, Saya memilih untuk meninggalkan Jakata Ke Balikpapan, mengajukan mutasi sukarela, melepas semua kenikmatan menjadi PNS kantor pusat, mencopot semua kesombongan diri yang sempat melekat karena sudah merasa Jadi orang hebat. Bukan ini yang Saya impikan, Bukan ini pekerjaan impian saya.
Bismillah, Desember 2013 Saya resmi berada Dikantor baru, kantor yang lebih kecil, penghasilan juga lebih kecil,  dengan jumlah pegawainya juga sedikit. Tapi itu semua tiada artinya dibanding dengan ketenangan batin dan perasaan ikhlas menjalani semua ini. Berkumpul kembali bersama keluarga tercinta dirumah idaman yang telah berhasil kami bangun dengan hasil keringat, kerja keras dan pengorbanan kami. Disini Saya mulai mewujudkan mimpi-mimpi Saya yang lainnya, move on dari seorang legal drafter dan mencoba menggali passion baru Saya yaitu mengajar dan menjadi pengusaha guesthouse.

Bermimpilah seindah yang kau bayangkan, bangkitlah dan wujudkan dengan sekuat tenaga yang kau bisa. Jika jatuh, bangkitlah, move on dan berlari lagi wujudkan mimpimu jadi nyata.

Ayo bangkit generasi MOVE ON! Ikutan BIRTHDAY GIVEAWAY: MOVJE ON yuuuk” 























3 comments:

  1. Move on, mel! Wish u all the best, always ;)

    ReplyDelete
  2. Kapan kapan pengen main dong mbak ke quest host nya ;)

    ReplyDelete
  3. mbak Dini : Let's Move on together mbak, wish u all the best too :D

    Miss Fenny: salam kenal mbak Fenny, makasih utk kesempatannya sy ikut GA-nya. Makasih jg sudah mampir dimari. Monggo mbak... with my pleasure, nanti main ke Balikpapan harus nginap di guest house saya ya :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...