Bersahabat dengannya dan kau akan temukan semua jawaban disana

Monday, September 30, 2013 | me | Be the first to comment!
Jakarta, 30 September 2013
Menunggu isya

Pernah galau? Sakit hati? Marah? Atau bahagia hati berbunga-bunga, tenang damai??? Pasti pernah. Kita manusia pasti pernah merasakan itu semua. Tapi ketika perasaan itu datang, pernah kah kita dengan ikhlas hati untuk mencari jawaban atas kegundahan hati kita, atau ketika bahagia itu datang, hati tenang pernahkah kita dengan langkah ringan mencari-cari makna dari semua ini? Dengan apa? Dengan berdialog dengan Allah melalui Al-Qur'an. Membacanya kemudian mentadabburi terjemahannya, mencari semua jawaban atas sedih, duka bahkan bahagia kita di dalam Al-Qur'an.

Why Al-Qur'an? Ya.. Karena kita umat Islam dan tuntunan kita hanyalah Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Apa ada yang lebih sempurna dari itu? TIDAK ADA. Al-Qur’an adalah kalam Allah, tidak ada sedikit pun perkataan manusia, bahkan ketika manusia di tantang untuk membuat satu surat pun tak akan bisa, karena Al-Qur’an dibuat dan diturunkan dengan ilmu Allah.

Perhatikanlah Firman Allah berikut ini: “Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam”, (QS. 26:192). “dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin”, (QS. 26:193)

Mengenai saya, yang akhir-akhir ini rasanya sedikit kehilangan kepercayaan dengan orang lain, saya menutup diri dari orang lain. Saya nyaman dengan diri saya sendiri, dengan orang-orang terdekat saya, keluarga, suami dan beberapa teman yang sangat sedikit sekali. Kekhawatiran lisan saya menyakiti orang lain, atau prasangka buruk lainnya membuat saya lebih memilih sendiri. Bukan sombong atau benci orang lain, tapi lebih menjaga diri dari hal-hal yang saya takutkan jadi memperburuk hakikat diri saya dimata Allah. 
Sekarang saya rasanya lebih nyaman berdialog dengan diri saya sendiri, berdialog dengan Allah dan mencoba menemukan makna dari semua yang saya alami di Al-qur'an. Apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya yakin semua ada hikmahnya, sudah ditakdirkan Allah, sudah Allah atur sedemikian rupa dengan skenario indahNya. Allah..Allah.. Allahu Akbar.
Mengenai Al-Qur'an, banyak hal unik yang saya alami ketika membacanya. Pernah beberapa kali ketika hati saya sedih, di dzalimi, di fitnah, saya marah dan sakit hati, dan ketika membaca Al-Qur'an saya menemukan jawaban, didalam Al-Qur'an Allah berkata "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS: Al Ankabut 2-3). 
Seketika saat itu saya langsung tersungkur, menangis sejadi-jadinya, selalu ada jawaban dari Allah atas apapun saya alami. Allah menghibur saya dengan kalamNya, bahwa siapa saya yang tidak akan diuji? sedangkan orang-orang sebelum saya saja Allah berikan ujian, bahkan Rasulullah. Sombong sekali saya yang mengaku beriman kepada Allah namun marah ketika saya merasa didzalimi dan difitnah. Allah menjawab lagi bahwa Allah mengetahui orang-orang yang benar dan yang berdusta. 
Selalu ada jawaban di dalam Al-Qur'an. Seringkali juga ketika saya membaca Al-Qur'an secara acak, misalnya surah-surah tertentu saja, Saya takjub, saya menemukan jawaban dari apa yang saya rasakan saat itu. Subhanallah... Allah jawab semuanya disana. Seolah saat itu saya berdialog langsung dengan Allah, Allah ada dihadapan saya dan menjawab semua pertanyaan dihati saya. Itulah mukjizat Allah, Al-Qur'an.

Mengutip dari blog tetangga disini kita dapat temukan beberapa jawaban dari masalah yang kita alami:
Kenapa kita tidak mendapatkan apa kita inginkan ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 216
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Kenapa ujian dan masalah yang kuhadapi seberat ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 286
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):` Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Bagi yang frustasi ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Ali Imran ayat 139
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

Tapi Aku tidak bisa bertahan lagi, Aku Tidak Kuat menghadapi ujian dan Masalah ini, Masalah ini terlalu berat ?
jawabannya silakan buka Al Qur'an surah Az Zumar ayat 53
"Katakanlah:` Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Lalu...Bagaimana Aku menjalani hidup ini ?
Jawabannya silakan buka Al Qur'an Surah ayat 200 dan Al Baqarah ayat 45
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung."
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu."
Jadi, Pada siapa Aku harus berharap ?
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 129
"Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:` Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung."

Lalu..apa yang Aku dapat dari semua ini ?
jawabannya buka Al Qur'an surah At Taubah ayat 111
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."

Sebagai muslim, semestinyalah kita dapat bersahabat dengan Al-Qur'an. Sahabat diartikan yang selalu menyatu, satu irama, satu tujuan. Sehingga ketika yang kita jadikan sahabat baik dalam hal ini Al-Qur’an maka pastilah kita menjadi baik. Al-Qur’an selain menjadi hukum Islam yang pertama dialah pedoman hidup juga bagi umat Islam.  Tidaklah heran jika generasi sahabat yaitu salafushalih adalah generasi terbaik sepanjang masa di dunia. Mengapa demikian? karena para sahabat menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat mereka. Mereka adalah generasi pertama umat ini yang telah mendapat rekomendasi dari Allah dan RasulNya, telah mendapatkan keridhaan dari Allah Azza Wajalla. Oleh karena itu ketika kita sering berinteraksi dengan Al-Qur’an maka akan mulia. Karena satu-satunya kitab yang Allah muliakan adalah Al-Qur’an. Mendekat dengan Al-Qur’an maka Allah akan mudahkan apa saja di dunia dan akhirat.

Mengutip lagi dari sini, bahwa sebagai seorang muslim kewajiban kita terhadap Al-Qur'an adalah:
1. At Tilawatu: Membacanya.
Tentu dengan bacaan yang benar, karena hukum membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu ‘ain. Namun hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Lantas bagaimana agar bisa membaca dengan benar? Maka jawabnya harus belajar pada seorang guru dengan proses talaqqi. Talaqqi adalah belajar membaca Al Quran secara langsung dibimbing oleh seorang guru Al-Qur’an. Dalam talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang benar setiap kali salah membaca. Bacaan Al-Qur’an bukan berdasarkan ijtihad tetapi riwayat, sehingga harus melalui proses talaqqi kepada seorang guru dan tidak dapat dipelajari sendiri. Sabda Rasulullah saw, “Orang yang mahir dalam Al Qur’an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Sabda Rasulullah saw, “Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

2. Al Hifdzu: Menghafalnya
Al-Qur’an selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan hati seseorang. Allah SWT berfirman: “Sebenarnya Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang yang zhalim” (QS 29:49), Juga sabda Rasulullah “Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat ayat dari Al-Qur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni.”(HR At Tirmidzi)

3. Al Fahmu: Memahami Isinya
Untuk dapat memahami isi Al-Qur’an haruslah menguasai bahasa Arab. Karena jika hanya membaca terjemahnya saja belum cukup untuk bisa memahami isinya. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang sangat tinggi sastranya. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik butuh belajar bahasa Arab. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardhu ‘ain.

4. Al ‘Amalu: Mengamalkan
Sebagai seorang muslim, tentu urusan mengamalkan isi Al-Quran sudah menjadi harga mati. Sebab Al-Quran bukan sekedar kitab untuk dibaca saja, tetapi lebih dari itu, Al-Quran adalah petunjuk hidup.
Allah SWT berfirman:
“Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertaqwa atau Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha: 113)
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura dan penduduk sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (QS. As-Syura: 7)

Namun kita juga perlu tahu bahwa isi Al-Quran itu sangat luas, mencakup wilayah yang menjadi pokok agama, tetapi juga ada wilayah yang bersifat anjuran. Kalau kita pinjam istilah para ahli fiqih, ada wajib dan ada sunnah. Ada haram dan ada makruh.
Jadi yang harus dijalankan terutama pada bagian yang paling esensial, seperti urusan dasar aqidah dan syariah. Jadi kami batasi dulu saja, bahwa mengamalkan isi Al-Quran adalah sesuatu yang mutlak wajib dijalankan, terutama pada wilayah yang paling esensial, yaitu aqidah dan syariah.
Di tataran aqidah, rasanya sedikit sekali wilayah perbedaan pendapatnya. Beda dengan tataran syariah yang agak lebih beragam teknis pelaksanaannya. Dan masalah itu nanti akan dibahas pada bab fiqih.

Tentu saja isi Al-Quran bukan hanya aqidah dan syariah saja, tapi mencakup semua ajaran Allah SWT. Namun karena jumlah ayat Al-Quran sangat terbatas, yaitu berkisar hanya 6000-an ayat lebih saja, maka tentu saja detail-detail isi dan teknisnya nanti dijelaskan lewat hadits-hadits nabawi. Boleh dibilang yang ada di dalam Al-Quran baru sebatas prinsip-prinsip dasarnya.

5. Ad Da’watu: Mendakwahkan, mengajak orang untuk mengikuti Al-Qur’an.
Intinya kita tidak boleh shalih sendirian. Sabda Rasulullah “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari)
Wallahu a’lam bishawwab



Pintu ajaib, sejarah masa lampau dan aktor-aktor ganteng :D

Friday, September 27, 2013 | me | 2 Comments so far
Andai a a a a aku jadi orang kaya
Andai a a a a anggak usah pake kerja
Andai a a a adaw! (ngayal mulu. Ih, jangan protes! Gw jadi orang kaya, ihiy..)
Andai a a a a anggak usah pake kerja (gak mungkin..!)
Andai a a a a aku jadi konglomerat
Andai a a a a anggak usah pake kerja
Andai a a a a aku jadi konglomerat
Andai a a a a anggak usah pake kerja

Andai, andai, andai..
(Oppie Andaresta-Cuma Khayalan)

Saya paling suka banget dengan lagu ini, "Saya bangeeet...bangeeeet...bangeeet..." hehehe. Ya karena saya memang pengkhayal sejati sejak kecil. Mengkhayalnya bisa macam-macam. Menghayal membuat saya gila bayang.

Mengkhayal bagi saya beda dengan bermimpi, karena ketika saya berkhayal saya hanya senang saja, larut dalam hayalan itu, hanyut dengan bayangan-bayangan dan skenario fikiran yang saya buat tapi saya tak berbuat apa-apa untuk mewujudkan khayalan itu untuk jadi nyata. Nah kalau bermimpi, sedapat mungkin saya akan wujudkan mimpi itu, harus.. dan harus :D

Dulu keseringan nonton film Doreaemon, saya mengkhayal pengen punya "Pintu Ajaib" biar bisa pergi kemana-mana gratis. Khayalan itu masih lho sampai sekarang, saya masih berhayal bisa punya pintu ajaib doraemon untuk pergi kemana-kemana,  ke Paris, Belanda, Irlandia, Inggris dan ke Mekkah gratis. Kalau pintu ajaib itu benar-benar ada, tentunya juga saya tiap hari bisa pulang pergi Balikpapan-Jakarta tiap hari, dan saya gak perlu ngajuin mutasi kerja ke Balikpapan, tetap kerja di jakarta aja.

Saya suka sekali dengan film-film kolosal, cerita-cerita sejarah masa lalu, tentang kerajaan-kerajaan besar yang termashur. Saya ingin sekali hidup dimasa kekhalifahan islam, bertemu Rasulullah dan bunda Aisyah, melihat gagahnya Umar bin Khattab, atau berada di istana kerajaan Inggris dan Roma yang termashur entah sebagai seorang putri atau sebagai pelayan pun tak apa, saya ingin jadi salah satu prajuritnya Sultan Mehmed II dari dinasti Utsmani Turki yang berhasil menaklukkan kota Konstantinopel nan megah dan tak pernah ditaklukkan selama ribuan tahun. Saya ingin sekali menjadi salah satu dayang di dapur kerajaan korea, memasak masakan enak untuk permaisuri dan raja atau menjadi tabib istana seperti "Jang Geum".

Khayalan saya berikutnya mungkin sedikit norak, gak sadar diri (karena udah menikah) dan ah lebay.
Iya, saya berkhayal bisa jadi pasangan in the real life aktor-aktor ganteng. Aisssshhh.... Shah Rukh Khan, Mehdi Nebbou, Orlando Bloom, Jeremy Renner, Su Ji-Sub, Johnny Depp, Channing Tatum dan Gerrald Buttler. Siapa yang tak meleleh  melihat ketampanan mereka, romantisnya mereka didalam film-film drama romance atau gagahnya mereka ketika bermain di film action. Andai saya yang jadi pemeran wanita dalam film itu atau bisa jadi pasangan mereka di dunia nyata. Mabuk... benar-benar mabuk saya menghayalkan ini.

Back to the real life, here i am, seorang perempuan yang saat ini hidup di abad 21, duduk manis didepan komputer kantor di sore jum'at, menulis cerita tentang khayalannya yang tak terwujud. :) ========================================================================

Khayalan ini saya ikut sertakan dalam Giveaway Khayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea

Still in my heart, a theater of mind

Thursday, September 26, 2013 | me | Be the first to comment!
Hari ke 27 bulan September 2013

Listen to the radio
And you will hear the songs you know
Make it effervescent here
And you might have a job my dear
(Robby Williams-Radio)

Jakarta pagi ini cerah, alhamdulillah saya masih diberi umur hingga bisa bangun pagi ini jam 4.30 WIB untuk sujud dan bersyukur kepada Allah sang pemberi hidup. What a wonderful life ketika saya bangun saya masih dalam keadaan sehat, beranjak dari tempat tidur dengan mudah tanpa ada rasa sakit, merasakan dingin dan segarnya air membasahi tubuh saya, masih ringan menggerakkan anggota badan ketika sholat, dan masih bisa mengeluarkan suara untuk dzikir dan berdoa. Hidup setiap harinya adalah berkah.

Siaran Motion Radio pagi ini jadi pengiring saya berkendara motor menuju kantor, diawali dengan lagu pembuka siaran Sapa Pagi yaitu lagu "Indonesia Raya" sayapun ikut bersenandung, semangat nasionalisme berkobar saudara-saudara. Merdekaaaa!!!!!

Dengar siaran radio, saya jadi sangat rindu dengan dunia yang pernah membesarkan nama saya (beuh... berasa dah kayak artis aja). Dunia yang bisa membuat saya melanglang buana kemana-mana, bisa berbagi kisah inspiratif, menyemangati para pendengar, dan akhirnya mengantarkan saya berada disini. Thank God.

Titik mula jadi penyiar radio yaitu tahun 2006, berawal dari sebuah radio kecil dan masih baru mengudara, namanya "West Radio". Bang Yoga sebagai salah satu owner ketika itu meyakinkan saya kalau saya punya bakat untuk jadi seorang penyiar, suara saya katanya berkarakter seorang penyiar (jadi GR). Dia menggembleng saya selama sebulan sebelum saya resmi on air. Bang Yoga juga seorang guru bagi saya, saya belajar banyak darinya, dia juga yang mengajak saya untuk terjun di dunia Event Organizer. Bersama bang Yoga saya malang melintang di dunia EO selama 3 tahun, bermacam event kami jajal, konser musik artis ibukota, seminar, kontes band lokal, talkshow anti narkoba ke sekolah-sekolah dan lain-lain sampai akhirnya kami jadi EO tetap  KFC Pontianak kala itu. Soal gaji kala itu jangan ditanya, dari siaran saya hanya dibayar Rp 1500/jam, tapi dari EO alhamdulillah kalau eventnya sukses saya bisa dapat keuntungan lumayan. Tapi keberlangsungan Radio ini tak bertahan lama, karena ada konflik internal para pemegang sahamnya, akhirnya radio ini tutup dan saya pindah ke RRI Pontianak.

Kebayang apa rasanya siaran di RRI?? pasti difikiran kita RRI adalah radio dengan lagu-lagu jadul, radio orang tua, hampir punah dengan slogannya "Sekali di udara tetap di udara dan sekali merdeka tetap merdeka". 2 tahun saya jadi bagian dari radio itu, sebagai penyiar dan reporter laporan-laporan khusus. Disana saya banyak belajar dan memperoleh pengalaman yang beragam, seru. RRI juga  gak sejadul pikiran orang-orang lho walau ada dukanya juga ketika "dindingpun bisa bicara disana". Waktu kerja saya disana flexibel, saya siaran 4 jam sehari, sisanya saya biasa rekaman untuk produksi siaran off air, ke lapangan untuk nyari berita, atau sibuk dengan EO saya. Saya paling suka kalau dapat jadwal siaran subuh, dari jam 5 s.d. 8 pagi, karena siangnya saya bisa keluyuran "nyari duit sampingan" atau pulang untuk tidur. Tapi pernah satu kali saya telat bangun dan habislah saya dimarahin atasan karena telat buka siaran, hihihi. 

Pengalaman lainnya juga banyak, bisa siaran (tandem) dengan penyiar dari radio RTM Malaysia, jadi presenter acara-acara kebudayaan, wawancara artis, pemuka adat, kepala daerah, ngeliput acara pemilukada, pergi ke desa-desa untuk liputan pedesaan, ke sekolah-sekolah untuk acara "goes to school"  dan lain-lain. Banyak tugas yang berkesan tapi ada dua yang benar-benar mengharukan yaitu ketika saya ditugaskan ke perbatasan Indonesia-Malaysia di kecamatan Entikong Kalbar dan ketika saya liputan ke Sekolah Luar Biasa, sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. 

Tentang siaran di perbatasan, waktu itu saya dan 8 orang teman saya dari RRI Pontianak dan PRo 3 Jakarta jadi tim perintis, yang pertama kali siaran radio disana. Bagaimana rasanya? woow... bangga donk, disana semangat nasionalisme kami sangat tinggi, berapi-api, penuh dengan misi negara untuk mencerdaskan masyarakat di perbatasan dengan acara-acara  mendidik tapi tetap menghibur. Studio kami saat itu masih sangat sederhana, hanya ada 1 studio kecil untuk saya siaran, ukurannya tak lebih dari 2x5m. Lebih dari sebulan saya disana, saya punya banyak fans (jadi artis ceritanya), siaran saya ditunggu-tunggu oleh para TKI yang ada di Malaysia karena saat itu siaran kami bisa sampai ke Kuching Malaysia. Tak jarang kami juga dikunjungi oleh para pendengar, mereka bawa buah, sayur-mayur dan makanan lainnya untuk kami. Suasana desa dengan keramahan masyarakatnya masih sangat terasa disana. Tapi dukanya adalah ketika tau suami saya sakit saya gak bisa pulang karena terikat kontrak dan gak ada penyiar selain saya disana.

Back to the radio.... Radio mungkin diremehkan, banyak yang bilang keberadaannya yang hidup segan mati tak mau. Hampir terkalahkan dengan kehadiran media hiburan lain seperti siaran televisi yang acaranya teramat sangat variatif. Sekarang untuk dengar musik orang tak perlu repot mencari siaran radio, cukup dengar MP3 saja, atau putar CD saja. Tapi radio tetap punya segmen, tetap punya penggemar setia walaupun banyak hiburan lainnya. Radio itu hiburan yang paling murah, bisa didengar kapan saja, dimana saja dan lagi ngapain aja. Benar gak? iya kan.. sambil jalan, sambil olahraga, sambil masak, sambil kerja, bahkan sambil nongkrong di toilet sekalipun (yang terakhir mungkin hanya kebiasaan saya, hehe). 

Saya termasuk orang yang mungkin istilah lebaynya "tak bisa hidup tanpa radio". Dari kecil saya suka dengar siaran radio (that's why saya jadi penyiar, semacam obsesi masa kecil untuk bisa jadi penyiar). Waktu kecil dulu, karena tinggal dikampung, masih hidup susah dan TV masih jadi barang langka, radio jadi hiburan satu-satunya. Siaran RRI kala itu sangat menarik sekali, apalagi dengan cerita-cerita sandiwara radionya. Saya cuma ingat beberapa, misalnya Saur Sepuh, Babad Tanah Tinular, Sembara. Acara anak-anaknya kala itu juga masih banyak dan selalu dinantikan setiap minggu pagi. Kalau ibu saya lain lagi, yang selalu dia tunggu adalah ceramah subuhnya dan acara jum'at siang dimana menjelang sholat jum'at selalu ada acara tilawah Al-Qur'an dengan terjemahannya yang dilanjutkan dengan siaran langsung sholat jum'at di mesjid-mesjid. Ibu saya yang guru ngaji senang sekali mendengar qori' yang mengaji, beliau menyimaknya dengan khidmat :)

Radio yang dulu tak sama lagi dengan radio yang sekarang, isi siarannya berubah mengikuti perkembangan jaman. Begitupun RRI walaupun masih punya ciri khas dengan siaran beritanya tapi banyak acara RRI yang menurut saya menurun tidak sama seperti dulu. Bukan tidak menarik, bukan pula tidak mendidik, tapi saya masih terngiang-ngiang dengan acara-acara lama yang enak untuk didengarkan.

Membanjirnya radio swasta seperti sekarang ini memberikan warna baru dan membuat kita punya pilihan beragam. Mau dengar radio yang siarannya banyak talk show ada, mau yang isinya berita mulu ada, mau yang ceria-ceria banyak leluconnya ada, radio khusus musik tertentu juga ada (khusus dangdut, pop slow, atau lagu-lagu lama), bahkan radio yang isi siarannya kurang bermutu juga banyak. Saya termasuk yang suka dengar radio yang ceria dipagi hari, ada humornya, kalau siang saya berpindah channel ke radio yang siarannya talkshow-talkshow gitu, terutama khusus membahas tentang perempuan, dengan lagu-lagu slow yang diputarkan. Hmmmm... saya hanyut dan kadang senyum-senyum sendiri.

Oh radio... siaranmu tak tergantikan, make a theater of mind, selalu ada ruang untukmu di hati saya, selalu setia menjadi "pengantar tidur". Ya... kalau tak bisa tidur, biasanya saya memutar radio dan menaruhnya disamping tempat tidur dan tak lama saya sudah tidur dengan pulas. :)

"Kau mainkan untukku sebuah lagu tentang negeri di awan di mana kedamaian menjadi istananya Dan kini tengah kau bawa  aku menuju kesana. Ternyata hatimu Penuh dengan bahasa kasih yang terungkapkan dengan pasti dalam suka dan sedih" Negeri di awan- Katon Bagaskara
--------10.45 WIB is listening 105.8 Mhz Lite FM :)







Long Distance Love, kekuatan cinta kita yang teruji jarak dan waktu

Wednesday, September 25, 2013 | me | 6 Comments so far
Jakarta, September 2013.
Merindukanmu malam ini membuatku ingin menulis sesuatu yang sedikit sentimentil. Seulas cerita perjalanan cinta kita, pahit manis biduk rumah tangga yang akan terus kita jalani hingga akhir hayat kita. Cerita ini kelak juga akan kubagikan ke anak-anak kita yang saat ini sedang Allah rencanakan kehadirannya.
Mengenalmu di akhir tahun 2003, sayang apa kau masih ingat? Waktu itu aku masih muda belia, masih duduk di semester 3 bangku kuliah. Kau menyapaku di dunia maya melalui sebuah forum pertemanan, tapi bukan Friendster apalagi Facebook yang belum ada saat itu. Perkenalan yang to the point, kau tanya siapa aku, tinggal dimana, seperti apa ciri-ciri fisikku dan kau minta foto dan nomor teleponku. What? Gila... orang ini gila. Tapi aku penasaran, who are you? Tampan kah engkau, baik kah hatimu aku tak tau. Aku berfikir saat itu kau hanya seorang lelaki yang ingin mengerjaiku, lelaki berusia 26 tahun yang over PD tapi “tak laku” di alam nyata yang sedang mencari pacar di dunia maya dengan syarat2 yang kau buat.
Perkenalan kita berlanjut melalui telpon dan sms. Aku baru tahu ketika kau bercerita kau ingin serius mencari calon istri. Bukan... Bukan aku, aku merasa belum cocok denganmu saat itu. Aku tak mau serius dengan orang yang dari antah berantah. Pengalamanku sebelumnya dengan seorang teman dari dunia maya sudah membuatku kecewa. Tapi kau tak putus asa, kau kirim surat untukku, cerita panjang lebar tentang keluargamu, kau juga kirim fotomu bersama ibumu. Sedikit luluh rasanya saat itu melihat upayamu merayu, ya tidak ada salahnya kita berteman.
Hampir tiga tahun hubungan itu tak bisa kusebut spesial karena tak tahu apakah kita bisa bertemu, karena jarak kota kita yang jauh, Pontianak-Surabaya. Kita hanya berkomunikasi melalui telepon dan sms, juga saling berbalas email beberapa kali. Sampai akhirnya awal Januari 2006 kau mengutarakan niatmu untuk datang ke Pontianak pada saat wisudaku. Perjuanganmu untuk bisa bertemu denganku juga tidak mudah, kau menempuh perjalanan laut dengan kapal Pelni selama dua hari dua malam untuk sampai ke Pontianak. 26 Februari 2006, dipelabuhan Dwikora Pontianak kita pertama kali bertemu.
Pertama kali melihatmu langsung, rasanya takjub. Kau nyata, lelaki yang selama ini selalu menelponku 3 kali sehari seperti minum obat, bahkan kadang over dosis. Lelaki yang over PD dan punya selera humor yang sedikit norak, lelaki yang selalu romantis dalam setiap puisi copy paste dari internet, lelaki pemberani dan cenderung nekad. Aku masih ingat saat itu, perawakanmu tinggi, gagah dengan kaos putih, celana panjang hitam, coat selutut warna hitam dan menggunakan sepatu boot tinggi, dengan ransel ala backpacker. Deg-degan rasanya, aku malu tapi mulai menyukaimu.
Di Pontianak tak satupun ada keluarga atau temanmu disini, tak ada pilihan selain menginap dirumahku. Sikapmu yang sopan membuat orangtuaku mengijinkanmu untuk menginap dirumahku selama seminggu. Keseriusanmu untuk datang bertemu denganku dan keluargaku membuat orangtuaku menyetujui ketika kau serius “memintaku” kepada orangtuaku, padahal baru sekali kita bertemu.
Hubungan kita terus berlanjut setelah pertemuan pertama pada Februari 2006. Setelah itu kita hanya bertemu 3 kali selama tiga tahun. Pertemuan kedua, tahun 2007 ketika aku hendak pulang kampung ke Makassar dan mampir sebentar ke Surabaya, kau ajak aku berkenalan dengan ibu dan saudara-saudaramu. Pertemuan ketiga, lebaran idul fitri tahun 2008 kau datang lagi ke Pontianak untuk resmi melamarku, bertemu keluarga besarku, sendirian. Tak sampai setahun, pada Mei 2009 hingga akhirnya kita mantap menikah. Alhamdullilah... Kita berjodoh, dan berharap ini kekal hingga Maut memisahkan kita.
Hari pernikahan harusnya kita menjadi orang yang paling bahagia didunia. Setelah perjalanan panjang 6 tahun, akhirnya kita menikah. Tapi dihari pernikahan kita, cobaan pertama datang, musibah. Pagi hari ketika kita bersiap untuk didandan untuk acara akad nikah, tiba-tiba kau muntah-muntah, diare, badanmu panas, wajahmu pucat. Aku panik tapi tetap berusaha tenang. Akhirnya akad nikah tetap dapat dilaksanakan pagi itu, tapi kondisimu masih tak baik. Antara haru bahagia dan juga sedih melihatmu sayang saat itu. Semakin siang kau semakin parah, kau diare akut. Aku mohon kepada Allah untuk kesehatanmu, aku sedih, panik tapi aku harus kuat. Akhirnya siang hari sampai malam resepsi pernikahan kita aku hanya sendiri di pelaminan tanpa hadirmu. Semua tamu undangan bertanya, dimana pengantin lelakinya, aku hanya bisa menjawab bahwa kau dikamar sedang sakit. Aku berusaha tegar dan tetap menghargai para tamu yang datang.
Selesai acara resepsi pernikahan kita, kondisimu masih lemah dan akhirnya sepanjang malam pertama pernikahan kita, semalaman aku tak tidur merawatmu, sedih rasanya tapi semua kusimpan dihati tak boleh terlihat olehmu. Opname pun tak terhindari, keesokan harinya akhirnya kau pun terpaksa dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Tugas sebagai istri di hari pertama pernikahan kita adalah menjadi perawat. Itulah perjalanan awal pernikahan kita. Bahagia ataukah sedih? Tak dapat kujelaskan. Aku hanya bisa terus bersyukur kepada Allah karena kita sudah menikah, aku bersyukur bisa menjadi istrimu dan merawatmu.
Dua hari saja setelah keluar dari rumah sakit kita bisa bahagia menikmati bulan madu pernikahan kita. Hari berikutnya kau kembali lagi ke Surabaya karena harus bekerja dan aku masih tetap di Pontianak untuk bekerja mengejar mimpiku. Saat itu kita memang belum memikirkan kita akan tinggal dimana setelah menikah. Semua kita pikirkan nanti, sambil melihat peluang karir kita masing-masing. Dua bulan berikutnya kau ajak aku ke Surabaya, untuk menebus rasa bersalahmu karena resepsi pernikahan yang “gagal” di Pontianak. Ibumu menyusun acara ngunduh mantu yang tak kalah meriah dari acara resepsi nikah di Pontianak. Aku tak berharap ini sayang, tapi aku berterimakasih. Bulan madu ala backpacker ke Jogjakarta juga sangat berkesan. Allah sangat baik, kesedihanku Dia balas dengan sejuta senyum berikutnya. Terimakasih ya Allah, kau pertemukan aku denganmu yang selalu berusaha membuatku bahagia.
Long distance love sudah biasa kita lalui sejak awal perkenalan kita. Tapi memang rasanya berbeda setelah kita menikah. Rindu setiap saat hanya bisa kita obati dengan mendengar suara melalui telepon. Bulan-bulan berikutnya aku masih tetap bekerja di Pontianak, kaupun juga begitu. Kita yakin, suatu saat kita akan bersama tapi banyak hal yang harus kita siapkan, keuangan rumah tangga kita terutama. Sampai akhirnya pada bulan ke tujuh pernikahan kita, ketika aku sedang menjalankan tugas negara untuk “Siaran radio perdana” di perbatasan Indonesia-Malaysia, aku mendapat kabar kau sakit yang cukup serius, hepatitis. Duniaku rasanya runtuh sayang. Aku sedih, aku ingin terbang ke Surabaya untuk merawatmu. Tapi keadaan sangat tidak memungkinkan, aku tidak punya uang untuk kesana dan tugasku juga belum selesai. Setelah semua tugasku selesai dan aku mendapat bayaran dari tugas beratku di perbatasan aku pun terbang menjengukmu untuk beberapa minggu. 
Setelah kondisimu semakin sehat, aku pun kembali lagi ke Pontianak. Aku sedih, aku ini istri macam apa yang tega jauh meninggalkan suami. Demi apa aku meninggalkanmu? Demi apa kita memilih untuk berjauhan seperti ini? Walaupun kita tak pernah mengeluh dengan rumah tangga yang kita jalani, tapi didalam hati kita tahu bahwa kita ingin selalu bisa bersama, tidak terpisah seperti ini. Tapi kita berdua punya cita-cita untuk kehidupan rumah tangga yang mapan dan semuanya harus kita rintis dari nol. Kita harus kuat menjalani ini.
Kau adalah tipe suami bertanggung jawab yang tak ingin melihat aku kesusahan setelah menikah denganmu, kau selalu ingin dapat membahagiakanku. Untuk itulah awal 2010 kau memutuskan untuk nekad merantau ke Kalimantan Timur, ke sebuah kota kecil yaitu Tenggarong, Kutai Kartanegara, padahal ketika aku tahu sakit hepatitismu belum sembuh total. Ajakan sahabatmu untuk mengajar disebuah SMK Farmasi dan bekerja di Puskesmas tak bisa kucegah, aku mendukung dan mendoakanmu. Tiga bulan pertama di Tenggarong adalah bulan yang berat untuk kau jalani, karena terlalu lelah bekerja di dua tempat, hepatitismu kambuh dan sampai dirawat di rumah sakit. Lagi aku menangis tapi aku tak tau harus berbuat apa. Hidupku juga prihatin dikotaku, dengan gajiku yang saat itu cuma Rp850.000. Allah lah tempatku mengadu, aku bingung harus berbuat apa. Akhirnya dengan hati sedih aku meninggalkan kedua orang tuaku, berhenti dari pekerjaanku, berhenti mengejar mimpiku, dan menyusulmu disana. Merawatmu dan berharap aku bisa membangun mimpiku lagi dari nol.
Bismillah, 28 Maret 2010 akupun berangkat menyusulmu, dengan beberapa koper berisi pakaian, buku-buku dan beberapa  perabot dapur pemberian ibuku dan juga ibumu. Tiba di Tenggarong malam hari, aku pun menangis memasuki kota itu,  kota itu sepi dan aku merasa aku terbuang, jauh dari keluargaku, orangtuaku, sahabat-sahabatku, hanyan berdua bersamamu dan tak tahu apa yang akan terjadi esok, masa depan kita yang menggantung. Hidup mandiri kita mulai saat itu.
Pertama kali masuk ke kamar kontrakan kita yang sangat sederhana, yang dicarikan oleh temanmu, aku sedikit shock. Tak ada apapun disana, kosong.  Ya tapi inilah awal kehidupan rumah tangga kita yg sebenarnya. Kita tak punya apa-apa, hanya kasur tipis yang dibawa dari Surabaya, 2 piring, 2 gelas, 2 sendok, pemanas air dan rice cooker.  Minggu-minggu pertama di Tenggarong sangat berat untukku sayang, aku tak terbiasa hidup seperti ini, jauh di orangtuaku. Aku anak tunggal dan terbiasa dengan hadirnya keluargaku. Tak ada hiburan di kamar kontrakan karena kita tak punya televisi, apalagi kamar kontrakan kita ada dilantai 2, setiap malam aku selalu kepanasan dan kita masih belum punya kipas angin. Akhirnya setiap malam aku selalu mengajakmu ke pinggiran sungai Mahakam, duduk dibawah "golden gate" nya kota Tenggarong, ngobrol sambil  jajan tahu goreng atau cilok dan menikmati malam sampai kita mengantuk dan pulang. Kita tetap bisa bahagia walaupun hidup sangat sederhana seperti ini.
Semakin hari aku semakin betah di Tenggarong itu, apalagi ketika kita pindah ke rumah kontrakan kita yang baru. Aku senang karena punya tetangga-tetangga yang baik dan juga nenek yg punya rumah kontrakan yang sangat baik padaku. Akupun semakin menikmati tugasku sebagai istri dirumah, memasak, mencuci, melayani suami dan juga tetap mencari-cari pekerjaan untukku lagi. Kondisi kesehatanmu pun berangsur-angsur pulih walau masih terus mengkonsumsi obat setiap hari. Dari hasil pekerjaanmu kita bisa cicil motor bekas, punya televisi, kasur dan kipas angin walaupun saat itu kita belum punya lemari.
Pekerjaanmu sebagai guru farmasi di SMK Farmasi ditambah dengan pekerjaan sampingan sebagai asisten apoteker di apotek akbar dari jam 5 sampai jam 10 malam membuatmu lelah setiap hari. Semua kau lakukan sebagai bentuk tanggungjawabmu, ingin selalu membuatku bahagia. Sampai suatu hari, yaitu hari ke 26 Ramadhan tahun 2010, 4 hari sebelum hari raya Idul fitri kau sakit tipes dan harus opname. Di saat kita jauh dari keluarga, dan uang yang pas-pasan, aku pun dengan sangat terpaksa menjual mas kawin yang kau berikan untuk membayar biaya rumah sakit. 
Sebagai istri aku tak tega membiarkanmu banting tulang, aku memutar otak untuk dapat membantumu. Jualan parfum, kue pastel dan jualan roti bakar aku lakukan. Setiap pagi jam 4 subuh aku sudah bangun untuk membakar roti dan mengisinya dengan berbagai rasa. Jam 6.30 pagi roti itupun selalu kau bawa untuk dititipkan di kantin sekolah tempatmu mengajar. Aku tak malu lagi melakukan ini semua demi dapat membantumu, aku bahagia.
Pembukaan CPNS salah satu kementerian pada tahun 2010 aku ikuti, ini kesempatan keduaku karena tahun 2009 aku gagal. Aku fokus belajar, ini mimpiku untuk bisa jadi bagian kementerian yang bergengsi itu. Aku mempersiapkan diri untuk mengikuti tes empat tahap dengan sistem gugur. Kau mendukungku penuh, kau bantu aku mencarikan soal-soal tes CPNS tahun-tahun sebelumnya, kau mengantarku setiap tahapan tes ke Balikpapan dengan sepeda motor selama 4 jam perjalanan. Pada tahapan tes ketiga yaitu tes kesehatan, sakit tipesmu kambuh lagi tapi kau nekad untuk tetap mengantarku ke Balikpapan. Perjuangan dan dukunganmu untuk kesuksesanku sangat besar sayang dan alhamdulillah pada bulan Oktober 2010 aku lulus tes terakhir. Sungguh aku tak akan kuat melewati semua tes itu tanpa dukunganmu.
Setelah dinyatakan lulus dan akan ditempatkan di Jakarta akupun lunglai. Aku berat meninggalkanmu, itu artinya kita akan terpisah lagi, padahal baru 8 bulan kita hidup bersama. Pada saat itu, aku bersumpah jika tak Keluar restu itu darimu, selangkahpun aku tak akan berangkat ke Jakarta. Tapi katamu, demi cita-cita kita berdua untuk dapat hidup mapan suatu hari kita harus bersabar dan  kesampingkan ego kita. Aku melihatmu menangis ketika aku pergi meninggalkanmu dan rumah kontrakan kita yang begitu banyak kenangannya.
1 Desember 2010 aku mulai bekerja di Kementerian itu dan pada saat yang sama kau pun diterima bekerja sebagai kepal instalasi di salah satu rumah sakit di samarinda dan mulai bekerja pada tanggal 1 Desember 2010 pula. Ini bukan kebetulan tapi semua sudah diatur oleh Allah SWT. Allah punya rencana indah untuk hidup kita setelah diberi bermacam ujian dan cobaan. Kesabaranmu dan keuletan kita mengantarkan kita ke karier masing-masing yang kita impikan.
Sayang....  4 tahun pernikahan kita, 4 tahun menjalani long distance love banyak sekali suka dan duka kita lewati bersama, berjauhan seperti ini bukan suatu yang mudah. Pengorbanan hati, perasaan dan juga uang kita alami. Kita berusaha untuk bisa bertemu, siapapun dari kita yang bisa  dan punya waktu luang. Alhamdulillah Allah masih berikan kita kemudahan rejeki dan waktu untuk kita bertemu walau kadang hanya sebulan atau dua bulan sekali.
4 tahun rumah tangga kita ini masih awal dan kita masih akan terus bersama, bertahan dan terus menumbuhkan cinta baru disetiap hari dengan orang yang sama. Riak-riak kecil keributan dalam rumah tangga kita selama ini tak pernah membuat kita surut. Salah satunya adalah workaholic-mu yang selalu membuatku cemas, kadang membuatku seperti terlupakan dan menjadi nomor dua setelah pekerjaanmu. Maafkan aku yang selalu merepotkanmu dengan ngambekku dan kurang pengertian dengan kesibukan kerjamu. Sayang, terimakasih telah memberikan kepercayaan kepadaku ketika jauh darimu, terimakasih telah mendukung semua cita-citaku, terimakasih karena selalu sabar dan tak pernah marah apalagi lelah menghadapiku yang keras, cerewet dan  pencemburu ini.
Sayang, meskipun kau bukan suami yang romantis yang dapat membuat istrimu ini terlena karena kata-kata indahmu tapi aku selalu luluh dengan kesetiaan dan tanggungjawabmu sebagai suami. Bagiku bentuk cintamu yang menjelma dalam kesetiaan dan tanggungjawabmu saja sudah cukup dan lebih dari segalanya. Apalagi yang kurang bagiku, ketika kau membuatkanku sebuah istana kecil yang dengan pemandangan indah diatas bukit di kota Balikpapan, yang ratunya adalah aku. Tak cukup cuma itu, kau juga menyiapkan investasi masa depan untuk kita ketika nanti kita sudah tak kuat bekerja, rumah kost 4 kamar yang saat ini sedang kita bangun alhamdulillah hampir memasuki tahap akhir. Aku selalu ingat kata-katamu, bahwa kau ingin selalu membahagiakan orang-orang yang kau cintai, aku dan keluarga kita. Kau rela berkorban, bekerja siang dan malam untuk bisa membahagiakan kami. Itulah bentuk cintamu yang sederhana namun hatimu seluas samudera.
Sayang, tak selamanya aku akan berada jauh darimu, itu bukan inginku. Apapun karirku, aku hanyalah seorang istri, yang ingin mencintai dan melayanimu. Aku hanya seorang istri yang ingin masuk syurga karena taat dan patuh padamu. Aku hanya seorang istri yang keinginan terbesar dalam hidupnya adalah dapat terus bisa berada disisimu, memasak makanan enak setiap hari untukmu, memelukmu disaat bahagia dan sedih, memijitmu dikala kau lelah selepas bekerja,  sejuk dan teduh dipandang olehmu setiap hari dan menjadi ibu dari anak-anakmu yang sholeh dan sholehah.
Alhamdullilah perjuanganku pun untuk kembali ke Balikpapan membuahkan hasil. Permohonan mutasiku ke salah satu unit kerja Kementerian di Balikpapan sudah disetujui. Alasan utama mengikuti suami tentunya tak dapat ditolak oleh pimpinan. Ya, selayaknyalah sebagai istri aku selalu berada disisimu, tanpa meninggalkan pekerjaanku.Tak lama lagi, ya sebentar lagi kita akan bersama lagi
Sayang, aku yakin Allah punya rencana yang indah dari setiap perjalanan rumah tangga kita ini. Semoga Allah merahmati rumah tangga kita dan selalu melimpahkan begitu banyak cinta setiap hari serta senantiasa dalam ketaatan kepadaNya. Semoga Allah juga mengabulkan doa yang setiap saat kita lantunkan dalam hati untuk dapat diberikan keturunan yang  sholeh dan sholehah dari sisiNya. Amin...



Bulan madu kesekian kalinya lagi, Trunyan, Bali

Istana kecil yang dibangun suamiku


Catatanku ketika baru tiba di Tenggarong

salah satu puisi romantis suamiku (copas dari internet :P)


Barakallahu.. untuk mbak Uniek Kaswarganti untuk wedding anniversary-nya yang ke 10, semoga rumah tangganya penuh barokah, selalu Allah limpahkan cinta setiap saat, kebahagiaan dan penuh ketaatan kepada Allah SW.

Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine :)


7 tahun lagi

Monday, September 23, 2013 | me | Be the first to comment!
Menjadi pegawai negeri sipil saja bagi saya belum memuaskan, karena rasanya masih ada yang belum tuntas, masih ada mimpi yang belum terwujud, saya masih ingin menggali potensi saya untuk mengajar. Mengapa mengajar? Ya karena saya termasuk orang yang suka tampil, senang ngomong, senang jika misa menginspirasi dan bertemu orang banyak.

Widyaiswara Kementerian Keuangan, itu mimpi saya berikutnya. Berawal dari menjadi bagian dari BPPK, sekarang menjadi panitia seleksi penerimaan widayaiswara BPPK Kemenkeu. Ini peluang emas, untuk tau seluk beluk seleksi penerimaan widayaiswara, kriteria, dan belajar dari mereka para calon widayaiswara yang mengikuti tes. Saya manfaatkan sebaik mungkin, mencatat tiap poin penting yang harus saya lakukan nanti, pada saat giliran saya melamar jadi widayaiswara 7 tAhun lagi.  :D

Apa yang kita impikan, rencanakan lah dengan baik, sejak awal, susun strategi, dan mulai. Walaupun nanti ditengah jalan ada perubahan, gak masalah. Mimpi itu masih 7 tahun, saya masih punya waktu untuk belajar, ambil S2 bidang ilmu ekonomi, mendalami public speaking, belajar menjadi trainer dan soft skill lainnya.  Bismillah, pasti bisa :)

wayang dan pemahaman kita akan seni budaya bangsa Indonesia

Tuesday, September 17, 2013 | me | 1 Comment so far
Rabu, 18 September 2013

Pagi dikantor BPPK Purnawarman, jam 8 pagi setiap hari rabu selalu ada sesuatu yang menarik untuk diikuti yaitu knowledge sharing. Ini semacam sharing pengetahuan tentang apapun dan dilaksanakan setiap hari rabu dan bergilir setiap pejabat dan staf. Suasana ini baru bagi saya, tepatnya baru 3 kali saya ikuti, dan selalu menarik untuk diikuti setiap minggu.

Ada yang menarik dari knowledge sharing pagi ini, sangat menarik malahan. Pagi ini giliran pak Ismoyo Kasubbag Pengembangan Pegawai yang akan sharing pengetahuan tentang WAYANG. Sesuatu yang bagi saya sangat asing, karena saya memang saya tidak pernah nonton wayang, tidak pernah diajarkan disekolah dulu tentang kesenian daerah jawa termasuk gamelan atau wayang. Saya cuma tahu kalau wayang adalah seni pertunjukan dari jawa tepatnya dari Jawa Tengah, ceritanya kebanyakan tentang lakon mahabrata dan ramayana ada dalang dan juga sinden serta ada tokohnya (wayang). Sebagai orang Indonesia saya sangat minus tentang seni budaya negara saya. Malu jadinya.

Banyak hal menarik dari apa yang disampaikan oleh pak Ismoyo tadi, dari elemen yang harus ada dalam pewayangan yaitu Waranggana (penyanyi/sinden), Dalang, Gamelan, wayang, penyumping (asisten dalang), niyogo, blencong, dan lain-lain. Mendengar cerita pak Is tentang wayang yang saya tangkap adalah wayang itu seni tingkat tinggi, detail, setiap elemen dalam penampilan wayang itu ada maknanya, tidak sembarangan dan harus dijalankan dengan benar karena katanya kalau tidak maka jadinya tidak harmonis dan "gak dapet" maknanya. hihihi...

Soal tokoh wayang juga sangat menarik, karena tokoh pewayangan jawa ini sangat banyak, pembuatan wayang, khususnya wayang kulit  juga punya seni yang sangat tinggi, dari bahannya dari kulit kerbau atau sapi dengan kwalitas baik, gapitnya yang bagus harus dari kulit kerbau. Bentuk wayang, motif kain, mahkota, kalung dan gelang yang digunakan juga berbeda setiap tokohnya. selain itu bentuk mata, panjang rambut setiap wayang juga berbeda-beda dan punya ciri khas. Misal: bentuk tokoh wayang parikesit: bermata jaitan, hidung mancung, berjamang dengan garuda membelakang besar, bersunting. sekar kluwih, rambut terurai udalan, berkalung putran bulan sabit, bergelang, berpontoh dan berkeroncong dan menggunakan kain katongan. Itu cuma satu tokoh wayang yang saya ketahui dari searching di google, hihihi.

Dari knowledge sharing pagi ini, saya jadi penasaran dengan wayang, ingin sekali menonton wayang dan menambah pengetahuan saya tentang dunia pewayangan. walaupun saya gak berminat untuk jadi waranggono atau dalang, ya... paling tidak saya tau sedikit tentang seni budaya bangsa saya, yaitu wayang. Malu juga kan kalau nanti anak-anak saya bertanya tentang wayang dan saya tidak bisa jawab dan menyarankan mereka untuk googling di google. Malang sekali nasib generasi masa depan bangsa Indonesia.

Satu hal yang dapat saya simpulkan dari cerita tentang wayang pagi ini, wayang adalah seni budaya asli Indonesia, terlepas dari agama yang saya anut, seni budaya ini harus tetap dilestarikan oleh generasi penerus bangsa, sebagai bukti bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki peradaban budaya yang tinggi dan bukan hanya sejarah, ini harus tetap ada sampai kapanpun. Siapa lagi yang menjaganya kalau bukan kita :)


Urap jantung pisang

Sunday, September 15, 2013 | me | Be the first to comment!
Assalamu'alaikum...
Pagi-pagi jam 5.30 WIB berangkat dari "kost" menuju kantor dibilangan Blok M, diperjalanan menggunakan Trans Jakarta tiba-tiba saya teringat rumah di Balikpapan, suami dan orang tua. kangen pengen masak untuk mereka. Hmmm.... tadi pagi teringat masakan yg sering dibuat sama mama waktu masih tinggal di Pontianak dulu. Bahan dasarnya jantung pisang, ya... jantung pisang. Karena tinggal di desa, jantung pisang sangat gampang ditemukan disana, gak perlu beli alias gratis. Nenek saya punya banyak kebun pisang, dan saya tinggal minta jika ingin masak.

Di Pontianak, orang2 melayu biasa mengolah jantung pisang menjadi bermacam masakan, bisa dibuat sayur rebus, urap atau dibuat botok. Nah untuk sayur rebus, jantung pisang biasanya ditambahkan dengan ikan asin  jamblang dan daun katuk. Bumbunya cukup bawang putih, bawang merah dan merica yang dihaluskan. Sayur ini biasanya dimakan oleh ibu-ibu yang baru melahirkan, katanya bisa meningkatkan jumlah ASI. Masaknya pun gampang, tinggal didihkan air, masukkan ikan asin jamblang, kemudian masukkan irisan jantung pisang kedalam air mendidih, dan juga daun katuk. warna kuah sayur ini berwarna putih susu, seperti pakai santan encer, padahal enggak pake santan. Rasanya segar, gurih2 dari ikan asinnya dan hangat karena ada mericanya.

Bunda... Pagi ini saya pengen share 1 masakan berbahan jantung pisang lainnya, resep dari mama yaitu Urap jantung pisang khas melayu.



Urap Jantung Pisang

Bahan:
1 buah jantung pisang, celur (celup air mendidih sebentar)
200 gram tauge, celur
10 batang kacang panjang, potong2, celur
1 butir kelapa (setengah tua), parut kasar, sangrai dan tumbuk sebentar

Bumbu iris:
5 buah cabe merah, iris halus
10 lembar daun jeruk purut, iris halus
2 batang serai, iris halus
5 siung bawang merah, iris halus
Air jeruk nipis/jeruk limo, secukupnya

Bumbu halus:
5 buah cabe merah
1 ruas kencur
100 gram ebi (udang kering)
½ sdt terasi bakar (bila suka)
Garam secukupnya
Gula merah secukupnya (bila suka ada rasa sedikit manis)

Cara membuat:
Jantung pisang, tauge dan kacang panjang dicelur, angkat dan tiriskan.
Campurkan kelapa sangrai tumbuk dengan bumbu halus dan bumbu iris, aduk rata.
Masukkan sayur-mayur celur kedalam bumbu, aduk rata kemudian sajikan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...