English Fruit Cake NCC

Wednesday, December 24, 2014 | me | Be the first to comment!

Dulu waktu saya dan suami pertama kali datang ke Kalimantan Timur, kami berdua sangat dibantu oleh tante Yayuk dan om Sigit, tante Yayuk adalah adik dari ibu mertua saya dan om Sigit adalah suaminya. Saya masih ingat ketika saya baru pertama sampai ke Balikpapan, om Sigit lah yang mengantarkan saya dan suami ke Tenggarong dengan mobil pick upnya, karena saat itu keuangan kami masih prihatin, dan sangat mahal jika kami harus menyarter mobil dari Balikpapan-Tenggarong.  Hujan-hujan beliau mengantar kami dengan menempuh 4 jam perjalanan Balikpapan - Tenggarong. Selain itu beliau juga membantu kami dengan memberikan motornya untuk dipakai suami saya bekerja, dengan sistem pembayaran dicicil setiap bulan. Ketika suami saya sakit batu ginjal dan hepatitis di Tenggarong beliau pula yang menjemput suami saya dan mengantarnya ke Surabaya untuk berobat. Masyaallah rasanya tak habis rasa syukur kami karena telah banyak dibantu oleh tante Yayuk dan om Sigit selama kami berada disini. Merekalah keluarga kami satu-satunya di Balikpapan. Walaupun kami berbeda keyakinan, tapi merekalah yang sangat dekat dengan kami dan mendukung kami untuk sukses.

Berhubung menjelang natal akhirnya saya berinisiatif untuk membuat kue English Fruit Cake dan Jack Fruit brown sugar Puding untuk keluarga om Sigit sebagai ucapan terimakasih. Niatan saya hanya ingin membalas jasa-jasa baik mereka.

Kali ini saya coba bagi resep English Fruit Cake. Resepnya saya ambil dari web favorit saya NCC, cuma sedikit saya modifikasi buahnya karena ketiadaan Sultana dan kacang almond utuh. 

English Fruit Cake NCC
Bahan A (buah):
150 gram manisan cherry merah (cincang kasar)
150 gram manisan cherry hijau (cincang kasar)
100 gram manisan mix fruit cincang (ada manisan kulit jeruk, cherry, sukade juga didalamnya)
200 gram kismis (rendam dalam air panas sebentar, buang airnya lalu cincang kasar)
100 gram sukade warna warni
100 gram kacang mede (sangrai sebentar, lalu cincang kasar)
30   gram tepung terigu

Bahan B:
150 gram mentega/margarine
70   gram gula pasir (kalau resepnya NCC 100 gram, ini terlalu manis bagi saya)
125 gram tepung terigu (saya pakai yang protein sedang)
3     butir telur
1     sendok teh baking powder
2     sendok teh bumbu spekuk
2     sendok teh bubuk kayu manis (karena saya suka aroma rempah yang kuat, kalo NCC cuma 1 sdt saja)

Loyang kue (bentuk dan ukuran sesuai selera, kalau saya pakai loyang bulat)

Caranya:
  1. Bahan A: Campur semua buah dan kacang, tuangkan tepung terigu, awur-awur supaya butirannya memisah. sisihkan.
  2. Bahan B: kocok mentega dan gula pasir sampai pucat dan mengembang, lalu masukkan telur kocok terus hingga merata.
  3. Masukkan terigu, baking powder, bumbu spekuk dan bubuk kayu manis kedalam kocokan mentega, aduk dengan spatula dengan arah adukan dari bawah ke atas sampai rata. 
  4. Masukkan  manisan buah-buahan dan kacang tadi, aduk lagi hingga rata.
  5. Siapkan loyang (sesuai selera bentuk loyangnya), olesi dengan mentega, lalu alasi bagian dasarnya dengan kertas roti dan olesi lagi bagian atas kertas roti dengan mentega.
  6. Panaskan dahulu oven dengan suhu 180 derajat c selama kurang lebih 15 menit.
  7. Tuang adonan kedalam cetakan, lalu panggang ke dalam oven dengan suhu 150-160 derajat c selama kurang lebih 45-60 menit atau hingga matang.
  8. Angkat, dinginkan hingga benar-benar dingin. keluarkan kue dari loyang. Potong dan Sajikan dengan taburan gula halus.
TIPS
  1. Untuk manisan buah kering, sebaiknya disiapkan sehari sebelum membuat kue.
  2. Untuk rasa manisan buah yang segar dan manis (tanpa menggunakan rhum) rendam manisan buah tadi kedalam jus apel semalaman, lalu tiriskan. Tips ini saya dapatkan dari blog tetangga saya ini 
  3. Letakkan loyang kue dibagian rak tengah oven, pada bagian dasar oven letakkan loyang berisi air. Gunanya agar kue lebih moist/lembab. Setelah 25 menit memanggang keluarkan loyang air supaya kue tidak terlalu lembab.
  4. Kue ini lebih enak dimakan setelah diinapkan semalaman.









Muffin Butter Choco Cheese

Thursday, December 18, 2014 | me | Be the first to comment!




Bismillah...

Akhir-akhir ini makin kesengsem dengan dunia food blogging, dan tambah bahagia lagi karena bisa bergabung dengan komunitas "Indonesian Food Blogger" (IDFB) yang menjadi tempat berkumpulnya para blogger Indonesia yang mempunyai hobi sama di bidang masak memasak dan food photography. Kalau saya sih masih tergolong sangat pemula dalam dunia ini, tujuan utamanya hanya menyalurkan hobi dan mendokumentasikan resep-resep favorit yang pernah saya coba di dapur saya. Pada Challange IDFB bulan November kemaren, yang bekerja sama dengan Sajian Sedap, alhamdulillah resep uji coba saya "Pindang Pegagan" (link-nya disini) dari Majalah Sedap menjadi juara pertama pada challange tersebut. Gak nyangka sekali, karena niat awalnya benar-benar hanya ingin nimbrung, meramaikan, memeriahkan saja. Resep uji coba dari para anggota IDFB yang lain juga keren-keren dan look so yummy.



Ngomong-ngomong soal Majalah Sedap, masih buanyaaak sekali resep dari majalah tersebut yang ingin sekali saya coba di dapur saya. Semuanya enak-enak, bikin ngiler. Kali ini resep yang saya coba adalah dari Majalah Sedap edisi 10/XV/2014 halaman 134 yaitu Muffin Butter Choco Cheese. Muffin ini spesial saya buat untuk mahasiswa saya yang sudah berhasil memenangkan lomba presentasi di kelas yang saya ampu. Alhamdulillah mereka bilang enak banget, dan ludessssss..... :)



Resep Muffin Butter Choco Cheese (Source: Majalah Sedap)

Bahan I
250 gram cream cheese
50 gram gula tepung
1 butir telur kocok lepas
1 kuning telur
1 sendok teh kulit jeruk lemon
1/2 denok teh air jeruk lemon
1 sendok makan susu kental manis
1/4 sendok teh garam
100 gram keju cheddar, potong kotak kecil

Bahan II
200 gram tepung terigu protein sedang
30 gram cokelat bubuk
2 sendok teh baking powder
150 gram gula pasir halus
1/2 sendok teh garam
100 gram butter
2 butir telur
150 ml susu cair

Cara membuat:
  1. Bahan I, kocok cream cheese dan gula tepung sampai rata. Masukkan telur, kulit jeruk lemon, air jeruk lemon, susu kental manis dan garam. Kocok rata. Tambahkan keju cheddar. Aduk rata. Sisihkan
  2. Bahan II, ayak tepung terigu, cokelat bubuk, dan baking powder. Tambahkan gula pasir halus dan garam. aduk rata. Masukkan butter, aduk sampai berbutir (dengan tangan atau pastry blender)
  3. kocok lepas telur dan susu cair. Tuang sedikit-sedikit ke atas campuran tepung terigu sambil diaduk rata dengan whisker sampai tidak berbulir.
  4. Tuang adonan I ke dalam cetakan muffin kecil yang telah dialasi dengan cup kertas.
  5. Semprotkan bahan II di tengahnya. Buat pola marble dengan tusuk gigi.
  6. Oven dengan api bawah suhu 190 derajat celsius selama 20 menit sampai matang.

Donat Kentang ala Amelia

Monday, November 17, 2014 | me | Be the first to comment!
Bismillah
Saya beberapa kali gagal dalam membuat roti, namun saya tak patah arang. Mungkin saya harus belajar dari membuat yang mudah-mudah dulu ya, seperti donat ini. Yap.. untuk kelas pemula dalam dunia baking seperti saya ini, donat boleh dijadikan langkah awal untuk sukses membuat roti lain, hihihi...

Minggu kemaren saat saya belanja sayur mayur di Pasar Segar Balikpapan, saya melihat ada satu stand kecil yang ramai sekali dikunjungi orang-orang, apa ya yang dijual sampai ramai begitu. Karena penasaran saya pun ikut melihat kesana. Eh ternyata yang dikerubutin orang-orang itu adalah stand donat kentang. Woow... pasti enak ni kalau udah rame gini antrinya. Akhirnya saya ikut beli 5 biji, sambil tanya-tanya resepnya ke ibu penjualnya. Untungnya ibu penjualnya tidak pelit berbagi resep donatnya, wah senang sekali masih ketemu orang baik seperti ini. Dari cerita ibunya, dalam membuat donat kentang ini, tepungnya 1 banding 1 dengan kentangnya. Misal 1 kg tepung terigu, maka kentangnya juga 1 kg. Gulanya 1/4 dari jumlah tepung, telurnya 4 buah. Hemmmm.... paham deh.

Akhirnya, karena penasaran siangnya saya langsung praktek. Karena masih mencoba, dan hanya untuk konsumsi pribadi, saya coba buat adonan 1/2 kg tepung saja. Kalaupun gagal kali ini pikir saya, kan gak rugi banyak, hihihi... ibu-ibu tetep aja hitungan ekonomisnya jalan :D


DONAT KENTANG 
(source: Ibu donat kentang pasar segar :D)
Bahan:
500 gram tepung terigu protein tinggi
500 gram kentang rebus, dihaluskan
2 buah telur
125 gram gula pasir
75 gram margarine
1 1/2 sendok teh ragi instant
1 sachet susu bubuk full cream
100 ml air es
1 sendok teh garam
Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng

Cara membuat:
  1. Campurkan tepung, gula, ragi instant, susu bubuk, aduk rata dengan menggunakan tangan.
  2. Masukkan kentang yang dihaluskan, telur, dan air. uleni sampai setengah kalis. Untuk air, tipsnya ditambahkan sedikit demi sedikit ya sambil diuleni terus.
  3. Tambahkan margarine dan garam. Uleni lagi sampai kalis dan elastis. 
  4. Ambil adonan secukupnya dan bulatkan (seperti di foto) sampai semua adonan habis. Tata di nampan atau piring yang sudah ditaburi sedikit tepung supaya tidak lengket.
  5. Tutup adonan dengan serbet lembab, diamkan selama 30 menit s.d 1 jam.
  6. Ambil adonan tadi, dan tekan dibagian tengahnya dengan jempol, lalu angkat dan bulat-bulatkan dengan 2 jari telunjuk sambil diputar-putar (ini praktis tanpa menggunakan cetakan donat).
  7. Goreng donat dengan api sedang sampai matang kedua sisinya (jangan lupa dibalik ya).
  8. Angkat dan tiriskan donat.
  9. Taburkan dengan icing sugar atau gula donat setelah donat benar-benar dingin.







Pindang Pegagan (Palembang) # IDBF Challenge : Kreasi Dapur Bersama Sajian Sedap

Saturday, November 15, 2014 | me | 5 Comments so far



Sebagai anggota baru Indonesian Food Blogger saya sangat senang sekali bisa bergabung di sini, senang karena bisa ikut meramaikan komunitas ini, senang bisa sambil belajar dari para senior yang udah lama berkecimpung didunia food blogging, senang juga karena banyak ilmu yang bisa didapatkan disini.

Untuk IDFB Challenge, ini kali pertama saya mencobanya. Semangat sekali untuk ikut meramaikan, apalagi kali ini challenge nya adalah dari Sajian Sedap. Cerita tentang Sajian Sedap, saya sudah sejak lama "nge-fans" dengannya, baik dari Majalah Sedap, Tabloid Saji maupun webnya Sajian Sedap. Resep-resepnya selalu jadi referensi saya dalam memasak dan membuat kue, tambah senang lagi karena saya menggunakan Ipad jadi saya bisa beli E-Magz Majalah Sedap dan Tabloid Saji  melalui SCOOP (berlangganan sejak tahun 2012).
Keuntungan membeli E-Magz Majalah Sedap dan Tabloid Saji adalah karena paperless (save the environment), gak khawatir juga majalah atau tabloidnya rusak atau sobek, dapat dibawa kemana-mana karena semua majalah dan tabloid sudah ter-compile di ipad, jadi kapan saya ingin membacanya tinggal buka ipad. Mudah dan menyenangkan dalam memasak :)

Di IDFB Challenge kali ini resep yang saya ambil adalah dari E-Magz Majalah Sedap Edisi 11/XV/2014 halaman 37 yaitu Pindang Pegagan (Palembang). Resep ini sangat menarik untuk dicoba, karena ikan Gabus yang digunakan sebagai dasar pembuatan pindang ini mengandung protein albumin yang sangat baik untuk kesehatan. Ikan yang kaya manfaat ini sekarang sangat sulit dicari di pasar karena semakin langka, kalaupun ada harga pasti mahal, tapi demi manfaat yang bagus harga tak jadi masalah ya bunda.

Pindang pegagan ini sehat sekali karena dimasak tanpa menggunakan minyak untuk menumis, semuanya serba rebus, segar sekali untuk dijadikan lauk makan siang. Oiya di resep ini ada 1 bahan yang saya tambahkan yaitu Terung Asam, rasanya sedikit kecut saja namun segar, enak sekali di campurkan dengan pindang ini. Berikut resepnya:


Pindang Pegagan
(Resep: Majalah Sedap 11/XV/2014 halaman 37)

Bahan:
4 ekor ikan gabus ukuran sedang, potong 3 bagian
2 batang serai, memarkan
2 cm lengkuas, iris halus
3 lembar daun salam
3 buah tomat potong-potong
2 sendok teh asam jawa
4 sendok teh garam
1 sendok teh gula merah sisis
1 batang daun bawang, potong-potong 2 cm
1 ikat kecil kemangi, ambil daunnya
1.750 ml air
1 buah terung asam, potong-potong

Bumbu Halus:
10 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1 buah cabai merah besar
3 buah cabai merah keriting
1 buah tomat
2 cm kunyit, bakar
1/2 sendok teh terasi, bakar

Cara membuat:
  1. Lumuri ikan dengan 1 sendok makan jeruk nipis dan 1 sendok teh garam, diamkan 15 menit.
  2. Campur ikan, bumbu halus, serai, lengkuas, jahe dan daun salam. Tuang air. Masak hingga mendidih dan harum
  3. Tambahkan tomat, terung asam, asam jawa, garam dan gula merah. Aduk rata. Masak sampai matang.
  4. Masukkan dun bawang dan kemangi. Aduk rata.


Setelah masak, langsung deh saya ambil sepiring nasi panas, dan semangkuk pindang pegagan ini, amboooiiiii sedapnyo, segar asamnya perpaduan asam jawa dan terung asam yang pas, lalu ada rasa manis yang tipis dari gula merah, rasa bumbu-bumbu yang mantep banget, pedasnya juga dapet. sama aroma kemangi yang bikin pengen nambah kuahnya terus. Eh gak berasa semangkukpun bisa dihabiskan sendiri, waduh gawat timbangan BB naik hehehe. Resep dari majalah Sedap selalu tak pernah mengecewakan, sedap dan mudah untuk dicoba. :)

Update:
Alhamdulillah resep Pindang Pegagan ini berhasil memenangkan IDFB Food Challange dari Majalah Sedap. Puji syukur kepada Allah karena bisa jadi juara 1. Padahal peserta lainnya juga keren-keren resep masakannya. Selamat untuk semua pemenang.  Horeeee...... Link nya bisa dilihat disini: http://indonesianfoodblogger.com/post/page/2514/kreasi_dapur_bersama_sajian_sedap.html





Puding Roti Cokelat Pisang Vla Custard Vanila

Monday, November 10, 2014 | me | 1 Comment so far
Bismillah
Ceritanya masih kesengsem dengan resep-resepnya mbak Sashy di Sashy Little Kitchen. Setelah sukses dengan Puding Lapis Cokelat Kentang kemaren, hari ini saya coba buat kue lainnya yang masih dari kelompok puding yaitu Puding Roti Cokelat Pisang.

Sedikit cerita dari latar belakang pembuatan puding ini, adalah karena kemaren suami saya ultah dan sudah jadi kebiasan tahun-tahun sebelumnya membuat kue untuk dibagikan ke anak-anak buah suami di kantornya. Stafnya banyak, ada sekitar 22 orang, jadi sepiring besar puding roti kali ini saya rasa akan cukup untuk mereka. Sempat icip-icip sedikit kemaren, rasanya enak, wangi kayu manis dan vanili-nya yang paling saya suka. Hmmm... Nyummi :D

Untuk resep, saya menggunakan resepnya mbak Sashy yang sedikit saya modifikasi, terutama konversi dari ukuran menggunakan cup ke ml dan gram. Puding saya pada foto di atas menggunakan 2 resep ya teman-teman.Selamat mencoba


Resep Puding (1 Resep)
Bahan:
8 lembar roti tawar tanpa kulit (di sobek-sobek)
500 ml susu UHT (bisa diganti susu kental manis yang dicairkan namun dikurangi gulanya ya)
40 gram gula halus (bisa dikurangi jika kurang suka rasa sangat manis)
2 buah telur utuh
1 sendok teh essence vanila
1 sendok teh bubuk kayu manis (jika tidak suka bisa dikurangi atau di skip)
50 gram butter margarine dicairkan (saya menggunakan palmia royal)
100 gram cokelat blok (DCC) dipotong-potong kecil
Choco chips secukupnya (untuk taburan)
2 buah pisang raja masak dipotong-potong serong

Cara membuatnya:
  1. Dalam mangkuk besar, campurkan susu cair, gula halus, telur, butter, bubuk kayu manis dan essence vanila. Aduk hingga rata menggunakan pengocok telur (Whisk).
  2. Siapkan pinggan tahan panas. Olesi dasar dan pinggirnya dengan sedikit margarine, tipis saja.
  3. Tata roti yang telah disobek dan diselingi dengan cokelat blok yang dipotong-potong kecil tadi.
  4. Siramkan adonan cair tadi ke atas roti secara perlahan hingga rata dan habis. Biarkan sebentar sampai meresap.
  5. Tata pisang raja diatasnya lalu taburkan choco chips.
  6. Panggang di oven dengan api bawah suhu 180 derajat celcius selama kurang lebih 25 menit.
  7. Matikan api bawah, lalu panggang sebentar dengan api atas kurang lebih 5 menit untuk hasil cokelat keemasan.
  8. Angkat dan dinginkan.
Vla Custard Vanila
Bahan:
500 ml susu cair (UHT)
40 gram gula halus
1/2 sendok teh vanilla essence
10 gram tepung custard (bisa diganti maizena tapi hasilnya berwarna putih)

Cara membuatnya:
Panaskan 400 ml susu dengan api kecil hingga mendidih sambil diaduk-aduk jangan sampai pecah.
Dalam tempat terpisah, campurkan 100 ml sisa susu cair tadi dengan tepung custard dan vanilla essence.
Setelah susu mendidih, tambahkan larutan tepung custard tadi kedalam panci. Aduk hingga mengental
Angkat vla dan sajikan dengan puding roti tadi.





Puding Lapis Cokelat Kentang Biskuit Marie

Saturday, November 08, 2014 | me | 2 Comments so far

Bismillah...
Pertama kali menemukan resep puding ini dari blog-nya mbak Sashy langsung jatuh cinta. Look so yummy, ngiler deeehhh. Untuk resep aslinya source-nya ternyata juga dari mbak Hesti yang udah ngetop di kalangan food blogger dan  per-baking-an. 

Puding ini termasuk puding yang gampang cara membuatnya dan boleh dibilang anti gagal jika taat resep dan taat tahap-tahap pembuatannya. Perpaduan puding kentang yang manis, wangi butter dan susu banget, dipadu dengan puding cokelat yang nyokelaaaaattt bingitsss.

Puding ini saya buat dalam dua versi:

  • 1 puding dalam gelas2 kecil (tanpa biskuit marie)
  • 1 puding dalam loyang bulat 22x7 cm (dengan biskuit marie)


Ide untuk menjadikan puding ini sebagai kue ulang tahun untuk suami tercinta kemudian muncul karena lumayan bosan makan kue ulang tahun dari cake yang banyak telur dan mentega, Hmmm.... cuaca panas (kemarau) makan pudding dengan topping buah, nyam-nyam... :D Puding Lapis cokelat kentang marie ini dihias dengan topping buah pada malam hari, kamera yang digunakan hanya kamera HP ala kadarnya :)


Resep berikut sudah sedikit saya modifikasi :

Bahan Puding Kentang:
200 gram kentang dikukus dan dihaluskan (bisa di blend atau dengan saringan)150 gram gula pasir
1 butir telur utuh
2 kuning telur (tanpa putih)
100 gram butter margarine dilelehkan (saya pakai Palmia Royal) 
150 ml susu kental manis yang diencerkan dengan 150 ml air
1/2 sendok teh vanili cair
25 gram tepung terigu protein sedang (ayak)
25 gram tepung maizena (ayak)

Bahan Puding Cokelat (blackforest):
1 bungkus agar-agar putih
200 gram gula pasir
1/2 sendok teh vanili
3 sendok makan cokelat bubuk
1 sendok teh pasta cokelat blackforest
750 ml susu cair (bisa pakai susu UHT atau susu kental manis yang diencerkan)

Pelengkap:
Biskuit marie
Susu cair sebagai pencelup biskuit
buah-buah sebagai topping

Cara membuatnya:
  1. Puding Kentang: Kocok telur, gula dan vanili sampai kental dan putih, turunkan speed-nya perlahan, lalu masukkan kentang, larutan susu dan butter. Tetap dikocok perlahan. Kemudian masukkan tepung terigu dan maizena sambil terus dikocok perlahan sampai rata. matikan
  2. Siapkan loyang bulat ukuran 22 x 7 cm, oles dengan margarine dan alasi dasarnya dengan kertas roti lalu olesi lagi dengan margarine.
  3. Tuangkan adonan puding kentang kedalam loyang. Kukus selama 30 menit. Angkat dan dinginkan. Jangan dikeluarkan dari loyang
  4. Puding Cokelat: Campur semua bahan dan masak hingga mendidih. Angkat.
  5. Tata biskuit marie (yang telah dicelup dengan susu cair) diatas puding kentang.
  6. Tuangkan adonan puding cokelat diatas puding kentang secara perlahan, lalu dinginkan. Keluarkan perlahan dan balik (posisi puding cokelat di atas, kentang di bawah).
  7. Tata buah-buah (sesuai selera) sebagai topping diatas puding cokelat.





Muffin Pisang Kismis Topping Choco Chips

Sunday, September 21, 2014 | me | Be the first to comment!



Buah pisang, rasanya hampir semua orang suka dengan buah tropis dan eksotis ini ya. Indonesia sepertinya menjadi surga bagi para pecinta pisang. Banyak sekali jenis pisang yang bisa tumbuh disini, beberapa jenis yang saya kenal seperti pisang ambon, berangan, uli, nangka, nipah (sanggar), awak, susu, raja dan lain-lain. Oiya cerita tentang pisang dan kayanya negeri ini. Katja, tamu saya dari Jerman yang pernah menginap di rumah saya pernah mengatakan ke saya, bersyukurlah kalian yang tinggal di Indonesia karena buah-buahan lokal seperti pisang disini banyak jenisnya dan harganya murah karena kalau di Jerman susah dicari jika musim-musim tertentu dan harganya mahal. Kebayang ya kalau kita tinggal di luar negeri, mau makan goreng pisang saja mesti nunggu musim semi misalnya, hihihi. :P

Pisang bisa dijadikan beragam penganan, khususnya kue ya. Banyak kue tradisional yang menggunakan pisang sebagai bahan dasar, sperti naga sari, pisang goreng, pais pisang, dan barongko (kue khas bugis yang paling saya suka). Tapi kali ini saya gak akan membahas resep-resep kue tradisional tersebut melainkan Muffin Pisang. 

Yupsss... muffin pisang, saya termasuk yang suka dengan kue bertekstur padat seperti butter cake, brownies dan juga muffin. Makan sepotong atau satu cup saja rasanya sudah mengenyangkan. Beberapa waktu lalu saya mencoba membuat muffin pisang, yang resepnya saya ambil dari mbak Hesti. Makan muffin pisang, sore-sore sambil nyeruput segelas teh hijau hangat, duduk-duduk didepan kolam ikan didepan rumah sambil menikmati suara gemericik air dari pancuran kolam ikan, masyaallah.... nikmat bingittsss... hehehe.


Ini resepnya ya:
Bahan:
6 buah pisang ambon yang matang sekali, haluskan (dicampur dengan 2 sendok makan air jeruk nipis, supaya gak menghitam pisangnya)
50 ml susu cair
100 gram margarine
25 gram butter
200 gram terigu (ayak)
1 sendok makan susu bubuk full cream
2 butir telur
150 gram gula pasir
1/2 sdt garam
1 sdt  baking powder
1/2 sdt soda kue
Kismis secukupnya (untuk filling)
Choco chips secukupnya (untuk taburan)
Cup

Cara membuatnya:
  1. Masak susu cair, butter dan margarine dengan api kecil, asal hangat saja jangan sampai mendidih. Cukup sampai butter dan margarine-nya meleleh. Angkat dan dinginkan.
  2. Kocok telur dan gula, sebentar saja sampai gula larut.
  3. Masukkan terigu, baking powder, soda kue dan susu bubuk. Aduk rata dengan menggunakan spatula. 
  4. Kemudian masukkan pisang yang sudah dihaluskan, kismis dan juga campuran susu cair dan margarine tadi. Aduk rata, tapi jangan sampai terlalu lama diaduk,
  5. Siapkan cup, lalu tuang adonan ke dalam cup kue sampai kurang lebih 1 s.d 1,5 cm dari bibir cup. Jangan terlalu penuh karena muffin pada saat di panggang akan mengembang ke atas,
  6. Taburkan choco chips diatasnya, lalu panggang dengan suhu oven 180C selama kurang lebih 40 menit atau sampai kue matang (tandanya ditusuk dengan tusuk gigi, kuenya tidak lengket/nempel di tusuk gigi tadi). Angkat dan dinginkan.


Choco River Brownies ala Ummu Allegra

Sunday, September 21, 2014 | me | 2 Comments so far

Weekend kemaren mumpung dirumah lagi sepi karena suami sedang keluar kota, saya pun bereksperimen didapur, apalagi kalau bukan baking. Masih terinspirasi dari blogger favorit saya mbak Hesti (blognya bisa dilihat disini) yang minggu sebelumnya sukses membuat brownies ala Ummu Allegra yang bikin saya ngeces banget pengen nyobain kue yang super duper cokelat ini. Anyway, saya pecinta cokelat setengah mati :P

Berangkat dari kesuksesan pertama kali saya membuat brownies pennylane awal September kemaren yang saya bawa untuk oleh-oleh ke teman-teman kantor lama di Jakarta (katanya sih enak :P), bismillah.. kemaren pagi saya coba membuat brownies ummu allegra ini. Untuk resepnya saya pakai yang versi asli dari blognya Ummu Allegra. Sudah jadi kebiasaan saya, kalau nyobain resep baru pasti nyari yang versi original dulu, karena kalau dari resep-resep blogger lainnya biasanya sudah dimodifikasi sedikit-sedikit menyesuaikan dengan selera mereka masing-masing. Misalnya mbak Hesti, diresep browniesnya dia tambahin kopi instant dan gula palem.

Brownies termasuk jenis kue yang paling gampang pembuatannya, dan hampir jarang yang gagal membuatnya. Walaupun begitu, step-step pembuatannya bukan berarti asal-asalan dan gak ikut aturan. Saya sendiri untuk preparation bahan-bahannya sudah saya lakukan sejak malam. Tepung, gula, cokelat, minyak dan lain-lain sudah saya timbang dahulu sehari sebelumnya. Preparation itu penting dan memudahkan kita dalam membuat kue. Terutama bagi saya, kalau membuat kue mood saya harus dalam kondisi bagus, karena kalau mood saya sedang gak bagus, biasanya hasil kuenya berantakan atau gagal. Nah... preparation yang merupakan langkah awal membuat kue, juga jadi penentu mood awal saya sebelum membuat kue. Kalau prep nya oke, proses selanjutnya akan mudah dan nyaman dijalani. Kue pun cuakeeep jadinya hehehe.

Oke...ini resepnya (original recipe by Ummu Allegra) 
Bahan:
400 gram Tepung terigu, ayak (saya pakai terigu segitiga biru premium)
50 gram cokelat bubuk, ayak (saya pakai van houten)
600 gram gula pasir
6 butir telur (ukuran besar/jumbo)
1 sdt vanili bubuk
200 gram dark cooking chocolate, dilelehkan* (saya pakai Collata)
200 ml minyak goreng
Choco chips dan almond slice secukupnya (untuk taburan diatas brownies)


Cara membuatnya:
  1. Terlebih dahulu, Panaskan oven dengan suhu 200 C (oven dalam kondisi yang sudah set panasnya ketika kue dimasukkan, akan mempengaruhi hasil panggangan kue)
  2. Siapkan loyang (ukuran dan bentuk sesuai selera saja), oles loyang dengan margarine, lalu alasi dasarnya dengan kertas roti, setelah itu oles lagi dengan margarine. Sisihkan.
  3. Kocok telur, gula pasir dan vanili sampai setengah mengembang saja (yang penting gulanya sudah larut dan tidak berbutir-butir). matikan mixer.
  4. Masukkan sedikit demi sedikit tepung dan cokelat bubuk, aduk rata dengan menggunakan spatula.
  5. Masukkan minyak goreng, aduk rata lagi. Terakhir tambahkan dark cooking chocolate yang sudah dilelehkan kedalam adonan. Aduk hingga benar-benar rata.
  6. Tuang adonan kedalam loyang yang sudah disiapkan. Lalu taburkan almond slice pada bagian pinggir kue, dan choco chips pada bagian tengahnya.
  7. Panggang kue selama kurang lebih 30 menit dengan suhu oven 180 C.
  8. Angkat dan biarkan hingga dingin, lalu keluarkan dari loyang.











Pelajaran berharga dari mamak itu bernama "Memasak"

Sunday, July 06, 2014 | me | Be the first to comment!
Salah satu moment berkesan saat saya diminta untuk masak diacara kantor (tandem dengan mamak)

Waktu terus berlalu tak terasa sekarang sudah 7 bulan saya kembali ke kota ini berkumpul bersama orang-orang yang saya cintai. Alhamdulillah, ketika bisa menikmati kembali bulan Ramadhan tahun ini bersama ibunda tercinta setelah 6 tahun (terakhir tahun 2008).  Alhamdulillah bisa merasakan nikmatnya berkumpul bersama suami di bulan Ramadhan lagi walaupun cuma seminggu sekali. Alhamdulillah untuk ketentraman hati dan keleluasaan berekspresi di hal-hal yang saya sukai. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang bisa kamu dustakan? Alhamdulillah, syukur hamba untuk semua nikmatMu.

Bercerita tentang berekspresi, berkarya terutama di bidang kuliner (masak dan baking) itu sudah menjadi kecintaan saya sejak kecil. Saya ingat waktu kecil dulu, saya paling suka main masak-masak. Dari masak beneran sampai masak-masak bohongan (cuma meracik daun-daun dan biji-bijian seolah-olah menjadi makanan paling enak, hihi..). Mainan yang paling saya sayangi juga adalah perabotan masak-masak yang dibelikan mamak atau yang didapatkan mamak dari hasil "berburu" disungai Kapuas. Karena kami tinggal dikampung dan berpenghasilan pas-pasan, mamak saya jarang sekali bisa membelikan saya mainan, pun perabotan masak-masak yang dibelikan itu hanya 1 atau 2 kali saja seingat saya, sisanya mamak dapatkan dari sampah-sampah hanyut di pinggir sungai kapuas saat beliau mencari kayu bakar di hutan2 dipinggiran sungai kapuas. Perabotan masak-masak hasil berburu itu unik dan tak ada dijual ditoko mainan, karena berupa bekas botol-botol syrup obat, sendok-sendok plastik atau mug-mug kaca bekas makanan kemasan. 

Waktu kecil dulu saya juga suka nimbrung didapur saat mamak saya masak atau membuat kue. Tugas saya cuma yang simpel-simpel saja seperti menumbuk bumbu-bumbu, atau mengocok telur, gula dan margarine. Mamak saya adalah guru pertama saya dalam dunia masak-memasak. Sejak kecil saya selalu diajarkan mamak untuk bisa masak dan membuat sendiri apa yang ingin saya makan, dengan logat melayu Pontianak yang kental dan nada suara meninggi mamak saya sering mengatakan:
"perempuan itu kalau tak bisa masak lalu mau buat ape, bersolek saje kah bisenye? Dari kecil lah kau mamak ajarkan masak, supaya besar nanti kau bise masak untuk anak dan suami kau"
Hehehe... mamak saya itu memang paling keras mendidik anak perempuan satu-satunya ini dalam urusan belajar masak-memasak. Tapi bersyukur saja saya dididik seperti itu, karena hikmahnya bisa saya rasakan sekarang. Semoga Allah senantiasa memanjangkan umur beliau dan diberikan kesehatan selalu. Amin.

Saya memang cinta memasak dan membuat kue, tapi untuk dikatakan ahli wah masih belum lah. Saya masih dalam taraf menyalurkan hobi, kecintaan saya terhadap masakan dan kue, hihihi... that's why i'm so big..big.. now :D. Saya paling tak tahan masuk pasar atau toko bahan kue, wah mata saya langsung jelalatan, tak tahan dan mupeng melihat sayur-sayur, ikan, daging, udang, cumi yang masih segar-segar  dan bahan-bahan kue yang sangat menggiurkan untuk diuji coba di dapur saya.

Bulan lalu alhamdulillah saya dapat rejeki untuk beli kamera DSLR yang saya idam-idamkan sejak lama. Diidam-idamkan karena bakal digunakan untuk mendokumentasikan hasil karya saya nguplek-nguplek didapur, mendokumentasikan masakan dan kue rumahan yang saya buat. Ah senangnya bisa foto-foto masakan hasil karya saya seperti teman-teman blogger lain yang sudah top duluan. Walaupun foto-fotonya masih amatir, dan harus didalami lebih jauh lagi tentang teknik-teknik food photography. Doakan saya ya temans. Foto-foto hasil karya saya insyaallah akan saya masukkan disini pada posting berikutnya.





Balado sotong paprika

Sunday, June 15, 2014 | me | Be the first to comment!

Ceritanya kemaren hari minggu, saya dan keluarga wisata ke pantai Manggar, acara perpisahan TK nya abang Seno, sekalian wisata keluarga. Pulang dari pantai, kami sempatkan untuk mampir ke Pasar Manggar untuk membeli ikan disana. Sebagai informasi, daerah Manggar ini merupakan daerah pesisirnya Balikpapan, disana banyak nelayan yang tinggal dan menjual hasil tangkapan mereka langsung di pasarnya. Sudah pasti hasil tangkapan para nelayan itu masih segar-segar dan harganya sedikit lebih murah dibanding pasar lainnya di Balikpapan. 
Kami membeli sotong kodok dengan harga Rp.30.000/kg. 

Bedanya apa sih sotong dengan cumi? Yang saya tau, cumi itu bentuknya panjang, kalo sotong itu cenderung lebih pendek dan pipih, kalau detailnya mungkin bisa baca di link ini saja. Oiya, nama sotong kodok ini bukan sotong yang mirip kodok atau kodok yang mirip sotong ya, hehehe. Ini cuma istilah saja, di kampung halaman saya Pontianak, orang-orang  melayu menyebutnya demikian karena penampakannya yang genduk pipih seperti kodok. Membersihkannya gampang, tinggal buang tulang punggungnya yang keras, buang tinta hitamnya, kuliti kulitnya, kemudian potong-potong sotong dengan bentuk kotak-kotak sesuai selera.

Karena kemaren sore pulang dari pantai kami sudah kelaparan akut, jadi saya mengolahnya dengan sesederhana mungkin, cepat, enak dan pedessss pastinya, hehehe supaya menggugah selera makan. Alhamdulillah di kulkas masih banyak stok cabe merah keriting dan cabe rawit, juga ada paprika merah, sotong pun saya olah menjadi Sotong Balado Paprika yang super hot. Berikut resepnya.

Bahan:
500 gram sotong yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong
1 sendok makan air jeruk nipis (untuk perasan sotong)
1 buah paprika merah di potong kotak-kotak
1 batang sereh
4 lembar daun jeruk purut
Garam, gula dan penyedap rasa secukupnya
1 sendok makan air asam jawa
Minyak goreng secukupnya

Bumbu halus:
6 buah cabe merah keriting
10 buah cabe rawit merah
3 buah bawang merah
5 siung bawang putih
3 butir kemiri
1 ruas jahe (kurleb 2cm)

Cara membuat:
Tumis bumbu halus sampai harum, tambahkan paprika, sereh, daun jeruk, masukkan air asam jawa, garam, gula dan penyedap rasa, aduk-aduk. Kemudian masukkan sotong dan masak sampai matang. untuk yang suka sedikit berkuah, bisa tambahkan air matang sedikit saja, karena sotong juga mengeluarkan air ketika dimasak. Jangan over cook ya, bisa-bisa sotongnya keras.



Marmer Cake menawan

Wednesday, June 04, 2014 | me | Be the first to comment!
Kamis, 5 Juni 2014 08.00 WITA

Ternyata mempersiapkan bekal oleh2 untuk Bapak saya yang akan pulang kampung itu cukup menyita tenaga saya, hehehe. Sudah menjadi kebiasaan, bahwa kalau ada yang pulkam (apalagi kalo lama tidak pulkam) Keluarga besar di Bone pasti akan berkumpul di rumah tante saya dan mereka menanti oleh2 yang dibawa oleh si 'pemudik'. That's why saya perlu menyiapkan banyak oleh2 untuk keluarga disana, walaupun saya tidak ikut kesana paling tidak adalah hasil karya saya yang sampai disana, hihihi....

Tadi malam saya nguplek2 dapur lagi, mencoba membuat cake marmer yang simple dan enak rasanya. Resepnya saya ambil dari blog favorit saya mbak Hesti. Untuk yang ingin mencoba silahkan klik link ini ya, biar sekalian kenalan sama yg punya blognya :)

Berikut di atas  penampakan cake marmer buatan saya, memang belum seindah punya mbak Hesti, tapi insyaallah rasanya tetap sama.

Selamat mencoba bundaaaaa :)

Bolu Gulung Pandan Isi selai bluberry topping keju

Tuesday, June 03, 2014 | me | Be the first to comment!
Ceritanya lagi rajin nge-blog ni bund hehehe. Saya termasuk orang yang pelupa dan sering sekali kehilangan catatan resep kue dari kursus kue yang pernah saya ikuti atau dari pemberian teman, teledor kalau naroh barang dan catatan. Makanya saya perlu membuat dokumentasi di blog ini sebelum saya lupa, jadi kalau nanti mau bikin lagi, tinggal buka blog saja, gampang.

Tadi malam, saya iseng nyobain bikin kue bolu gulung setelah beberapa bulan saya vakum dari dunia baking di dapur pribadi saya. Bolu gulung ini ceritanya bakal oleh-oleh untuk keluarga yang nantinya  dibawa bapak saya yang akan mudik ke kampung halamannya di Bone besok kamis. Resepnya saya ambil dari seorang blogger favorit saya yaitu mbak Hesti, resep aslinya juga bisa bunda klik disini. Kenapa resepnya mbak Hesti? Karena kue buatan saya tak pernah gagal sebab mencoba resep dari mbak Hesti ini. Saya terinspirasi banget dari beliau, yang terampil sekali dalam membuat kue, saluuuut. I Love your workofrart mbak Hesti so much..much... :)

Berikut hasil bolgul buatan saya, ada 2 rasa yaitu rasa pandan dan rasa vanila susu. Resepnya sama aja, cuma untuk yang rasa vanila susu, pasta pandannya diganti dengan pasta vanila susu. Bolgul ini  agak sedikit gagal di proses penggulungan saja (maklum pemula), tapi tetap enak rasanya koq (muji diri sendiri boleh lah ya) :D

Bahan:
10 Kuning Telur
1 putih telur
90 gram gula pasir (kastor, jangan gula halus)
1 sendok teh SP (saya pakai merk Starkies)
50 gram tepung terigu (pilih tepung terigu yang khusus untuk buat cake ya bund)
15 gram tepung maizena
50 gram margarine (lelehkan)
50 gram salt butter (lelehkan)
1 sendok makan susu kental manis
1-2 sendok makan pasta pandan (kira-kira aja hijaunya, sesuai selera)

Pelengkap:
Selai Bluberry untuk filling
Butter cream dan Keju cheddar parut untuk topping

Cara membuatnya:
1. Kocok kuning telur, putih telur dan gula pasir sampai mengembang dan kental (soft peak/jambul petruk)
2. Masukkan tepung terigu dan maizena sedikit demi sedikit sambil diaduk rata dengan mixer kecepatan paling rendah. setelah tercampur rata, matikan.
3. Masuk mentega dan margarine cair, aduk rata dengan spatula (gerakan dari bawah ke atas)
4. Masukkan pasta pandan dan susu kental manis, aduk rata.
5. Siapkan loyang ukuran 22x22x4, olesi dengan margarine. Lalu alasi dasarnya dengan kertas roti, oleskan margarine lagi.
6. Tuangkan adonan kedalam loyang, panggang dengan panas 150-160 derajat selama 15-20 menit dengan api bawah, dan  5 menit dengan api atas (supaya kuenya berwarna kecoklatan agar tidak lengket saat digulung).
7. Angkat, dinginkan sebentar lalu balikkan diatas kertas roti. Olesi dengan selai bluberry dan kemudian digulung dengan menggunakan kertas roti.
8. Oleskan buttercream untuk topping dan taburkan keju parut diatasnya.


Selamat mencoba :)

Asyiknya memancing bersama keluarga di Muara Badak

Tuesday, June 03, 2014 | me | 5 Comments so far
Muara Badak? Dimana itu? Disana banyak binatang Badak kah? Pertanyaan seperti itu mungkin sering ditanyakan bagi orang-orang yang belum mengenal Kalimantan Timur, seperti saya ini. Ya, Muara Badak itu merupakan nama salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, daerah ini terkenal karena merupakan penghasil minyak bumi dan gas alam-nya (infonya bisa di lihat di wikipedia). Selain sebagai penghasil minyak bumi dan gas alam, ternyata Muara Badak menyimpan kekayaan alam lainnya, yaitu kekayaan baharinya. Siapa menyangka Muara Badak merupakan daerah penghasil ikan laut dan tambak yang cukup besar di Kalimantan Timur. Saya tidak akan pernah tau kalau saja saya tidak berkunjung kesana tanggal 27 Mei 2014 yang lalu.

Memanfaatkan moment banyaknya hari "kejepit" di akhir bulan Mei, saya dan suami berinisiatif untuk cuti dan  pergi memancing bersama keluarga dan teman-teman suami ke Muara Badak. Acara sudah di setting oleh teman-teman suami yang memang sudah sering mancing kesana, segala perlengkapan memancing seperti kail, umpan, kapal, box ikan dan lainnya sudah disiapkan oleh mereka, kami hanya kebagian tugas untuk menyiapkan makanan, minuman dan snack untuk bekal kami. 

Here we go... Selasa, 27 Mei 2014 jam 04.00 kami berangkat dari Samarinda ke Muara Badak dengan 2 mobil. Jarak tempuh kesana  kurang lebih 1,5 jam dengan suasana subuh yang berkabut, jalan yang turun naik, berkelok-kelok (banyak tikungan tajam) dan jalan yang banyak rusak, akhirnya kami sampai di Muara Badak, tepatnya di Desa Toko Lima. Lucu ya namanya, hihihi... Di Toko 5 ini kami istirahat sejenak untuk sholat subuh di mesjid, sarapan di warung didekat tempat pelelangan ikan dan membeli umpan udang sungai yang masih hidup. Kenapa harus udang sungai yang masih hidup? Katanya memang ikan disini hanya mau makan umpan udang yang masih bergerak alias hidup. Kami juga menikmati sunrise di muara sungai itu, subhanallah indah sekali. Allah maha besar yang menciptakan alam ini dengan sangat indahnya. Alhamdulillah, saya bisa menikmati matahari pertama di umur saya yang ke 29 di tempat ini.


Jam 6.30 pagi kami melanjutkan perjalanan kami ke tempat kapal yang akan kami sewa, saya lupa nama desanya, pokoknya masih masuk lagi dari Toko Lima, kurang lebih 10-20 menit, akses jalannya sudah lumayan bagus dan dibeton. Kami melewati perkampungan warga yang cukup ramai dengan aktivitas anak-anak yang sedang berolahraga dan bermain di lapangan olahraga didepan rumah mereka. Desa ini sudah tergolong maju kalau menurut saya, ada masjidnya, rumah warganya tertata rapi, drainasenya bagus dan desanya bersih. Dari bahasanya saya mengetahui bahwa mereka rata-rata dari etnis bugis. Tak heran memang, karena daerah pesisir kaltim ini memang mayoritas masyarakatnya adalah dari etnis bugis. Eh serasa dikampung halaman ji saya, hehe.


Sesampainya didesa tersebut kami langsung menuju kapal yang sudah disiapkan oleh nelayan yang punya kapal, menyusuri jembatan kayu ulin yang masih kokoh walaupun sudah terlihat tua. Dikelilingi dengan pohon bakau dan nipah, desa ini langsung membuat kami benar-benar rileks dan sumringah (maklum dah lama gak pergi ke kampung, hehe). Apalagi bagi saya dan ibu saya, suasana desa ini mirip banget dengan kampung halaman kami di Desa Sungai Rengas pedalaman Pontianak sana. Kami benar-benar bernostalgia, serasa pulang kampung. Bismillah, setelah semuanya siap kami langsung berangkat menyusuri sungai
Muara Badak yang terkenal dengan banyak ikannya itu. 



2 Kapal yang kami sewa tergolong cukup sederhana, dengan bunyi mesin yang berisik, tanpa tutup atau tenda, kebayang gak nanti kami akan kepanasan pas siang hari. Kami ditemani oleh seorang pemandu yang merupakan nelayan pemilik kapal tersebut. Menyusuri muara sungai kami takjub dengan pemandangan yang disajikan sang pencipta yang sangat indah, udara yang masih segar dan airnya yang masih jernih serta sungainya yang bersih. Subhanallah, memang tak salah kami memilih untuk memancing disini. Ditengah jalan kami berpisah dengan kapal teman kami dan mulai mencari spot memancing yang tepat. Spot memancing pertama kami memilih untuk memasuki anak sungai kecil yang dikiri kanan sungainya ditumbuhi oleh pohon bakau dan nipah, pada saat itu kondisi air sungai sedang surut. Lemparan kail pertama dimulai, bismillah. Tak sampai sepuluh menit tangkapan pertama kami dapat, dari kailnya bli Komang  teman suami saya yang memang jago mancing. Gak mau kalah selang beberapa menit saya pun berhasil strike, hasilnya lumayan, ikan kerapu ukuran sedang yang saya dapatkan, disusul suami dan ibu saya. Dari spot pertama kami berhasil mendapatkan 6 ekor ikan kakap putih, kerapu dan terkulu. Alhamdulillah.

Waktu terus beranjak dan kami pun berpindah-pindah dari spot satu ke spot lainnya. Teman-teman kami dari kapal lainnya juga tak kalah hebohnya dengan kami, tak ayal suara gaduh kami yang berlomba-lomba strike lumayan menyita perhatian kapal-kapal lain yang juga sedang memancing. Cuaca yang mulai panas membuat kami semakin gerah, kami pun akhirnya mencari spot baru dibawah pohon yang rindang. Spot baru ini ikannya tak begitu banyak, karena air juga semakin surut, yang banyak muncul hanya ikan Tembakul yang bermain-main dilumpur. Situasi ini kami manfaatkan untuk beristirahat sejenak dan makan siang sekedarnya dari bekal yang kami bawa. Setelah selesai beristirahat kami melanjutkan mencari spot baru untuk memancing, di spot ini hasil tangkapan kami lumayan. Ibu saya yang paling banyak strike. Mamak jagoan :D

Abang Seno juga tak mau kalah, dia pun belajar memancing untuk pertama kalinya dan berhasil membuat mata kail nyangkut di dasar sungai, hehehe. Pengalaman pertamanya ini sangat mengesankan, paling tidak dia juga tau dari mana asal ikan yang dia makan setiap hari, ada nelayan yang seharian berjemur di sungai atau dilaut untuk menangkap ikan dan itu tidak mudah mendapatkannya. Tak berapa lama, karena tak kunjung mendapatkan ikan diapun menyerah dan memilih untuk tiduran-tiduran di bawah tenda (dadakan) bersama Bapak saya. Untuk mengusir kebosanan yang mulai menyerangnya, ipad pun saya keluarkan supaya dia bisa tenang bermain game dan kami tenang memancing. Cara ini rupanya cukup membantu membuatnya tenang, sebelum akhirnya dia "mengganggu" mamak saya untuk dibuatkan pop mie dan susu. Anak yang satu ini memang luar biasa semangat makannya.

Bapak saya yang ikut bersama kami walaupun agak "terbatas geraknya" cukup menikmati acara memancing ini dengan duduk saja dibawah tenda sembari tidur-tiduran sambil menemani abang Seno. Suasana seperti ini benar-benar membuat kami bahagia. Alhamdulillah.
Waktu terus beranjak dan menunjukkan pukul 15.30 sore, ikan-ikan pun sepertinya sudah mulai enggan memakan umpan kami karena air sudah mulai pasang dan arusnya cukup deras, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Cuaca juga sudah cukup mendung kami khawatir jika turun hujan bisa-bisa kami kebasahan karena tenda kapal yang kecil tak cukup menampung kami ber 8 orang. 





Hasil tangkapan kami dibanding grup teman kami di kapal satunya memang tidak seberapa, tapi alhamdulillah karena kami dapat bermacam jenis ikan dari kerapu, terkulu, kakap kerisi sampai pari. Ikan-ikan ini juga sudah berhasil membuat kami kegirangan saat strike, rasanya gimana ya, senangnya luar biasa ketika ada ikan yang berhasil nyantol di kail kita. Namun perasaan senang gak bisa dirasakan salah satu teman kami (lupa namanya) karena dari pagi sampai sore dia melempar kail tak satupun ikan yang berhasil dia dapatkan, apes banget dah :D

Sesampainya di dermaga kamipun bersiap untuk pulang. Sambil menunggu teman dari kapal yang satunya lagi, saya dan ibu memutuskan untuk mampir ke rumah warga dan membeli ikan asin dari rumah warga nelayan. Lumayan murah harganya, kami pun borong 3.5 kg ikan asin untuk dijadikan oleh2 untuk tetangga 2(karena malu hasil tangkapannya sedikit, hihi).

Diperjalanan pulang kami memutuskan untuk mampir sebentar di desa Toko Lima. Ternyata sore hari disana sangat ramai, karena para nelayan sudah pada pulang dan menjual hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan. Kamipun dengan semangat 45 menghampiri keranjang-keranjang ikan yang berjejer. Wah ternyata kami terlambat, karena ikan-ikan laut yang besar-besar sudah dibeli para tengkulak, yang tersisa hanya ikan tambak seperti bandeng dan nila. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir dermaga TPI, kerumah-rumah warga yang berada dipinggiran sungai dan berharap ada dari mereka yang baru pulang dari melaut dan mendapatkan ikan yang masih segar-segar. Hasil keliling-keling kami tak sia-sia, akhirnya kami bertemu dengan nelayan yang baru pulang dari laut dengan hasil ikan-ikan laut. Kamipun kalap memborong ikan Barakuda, Bawal Hitam, Terkulu, Julung2, Puput dan lain-lain. Harga ikannya di bandrol sama, cuma Rp 15.000,- murah kan. Kecuali bawal yang harganya Rp 60.000,-. Harga yang sangat murah untuk ikan yang sangat segar yang baru didapat. Wah kami pesta ikan hari itu. Puas sekali rasanya. Tak terasa hampir 1 jam kami berkeliling di dermaga desa Toko Lima. Sudah jam 18.30 sore, saatnya pulang ke Samarinda lanjut ke Balikpapan. Alhamdulillah perjalanan kami dari Muara Badak ke Balikpapan (mampir sebentar 1 jam di Samarinda) berhasil kami tempuh dalam waktu 4 jam saja. Jempol untuk suami saya yang super ngebut dan berhasil membuat kami terus berdoa dan dzikir sepanjang jalan.  

Sebelum meninggalkan dermaga ikan Desa Toko Lima, saya sempat mengabadikan beberapa moment sunset disana, dari kamera BB saya yang cuma 5 MP ini, yah lumayan lah untuk kelas pemula, hehe. Ini dia beberapa foto yang berhasil saya ambil menjelang sunset disana, bagus ya suasananya. Kami pasti akan merindukan moment ini dan suatu saat pasti akan kembali lagi kesini. 







Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...