Salah satu moment berkesan saat saya diminta untuk masak diacara kantor (tandem dengan mamak) |
Waktu terus berlalu tak terasa sekarang sudah 7 bulan saya kembali ke kota ini berkumpul bersama orang-orang yang saya cintai. Alhamdulillah, ketika bisa menikmati kembali bulan Ramadhan tahun ini bersama ibunda tercinta setelah 6 tahun (terakhir tahun 2008). Alhamdulillah bisa merasakan nikmatnya berkumpul bersama suami di bulan Ramadhan lagi walaupun cuma seminggu sekali. Alhamdulillah untuk ketentraman hati dan keleluasaan berekspresi di hal-hal yang saya sukai. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang bisa kamu dustakan? Alhamdulillah, syukur hamba untuk semua nikmatMu.
Bercerita tentang berekspresi, berkarya terutama di bidang kuliner (masak dan baking) itu sudah menjadi kecintaan saya sejak kecil. Saya ingat waktu kecil dulu, saya paling suka main masak-masak. Dari masak beneran sampai masak-masak bohongan (cuma meracik daun-daun dan biji-bijian seolah-olah menjadi makanan paling enak, hihi..). Mainan yang paling saya sayangi juga adalah perabotan masak-masak yang dibelikan mamak atau yang didapatkan mamak dari hasil "berburu" disungai Kapuas. Karena kami tinggal dikampung dan berpenghasilan pas-pasan, mamak saya jarang sekali bisa membelikan saya mainan, pun perabotan masak-masak yang dibelikan itu hanya 1 atau 2 kali saja seingat saya, sisanya mamak dapatkan dari sampah-sampah hanyut di pinggir sungai kapuas saat beliau mencari kayu bakar di hutan2 dipinggiran sungai kapuas. Perabotan masak-masak hasil berburu itu unik dan tak ada dijual ditoko mainan, karena berupa bekas botol-botol syrup obat, sendok-sendok plastik atau mug-mug kaca bekas makanan kemasan.
Waktu kecil dulu saya juga suka nimbrung didapur saat mamak saya masak atau membuat kue. Tugas saya cuma yang simpel-simpel saja seperti menumbuk bumbu-bumbu, atau mengocok telur, gula dan margarine. Mamak saya adalah guru pertama saya dalam dunia masak-memasak. Sejak kecil saya selalu diajarkan mamak untuk bisa masak dan membuat sendiri apa yang ingin saya makan, dengan logat melayu Pontianak yang kental dan nada suara meninggi mamak saya sering mengatakan:
"perempuan itu kalau tak bisa masak lalu mau buat ape, bersolek saje kah bisenye? Dari kecil lah kau mamak ajarkan masak, supaya besar nanti kau bise masak untuk anak dan suami kau"
Hehehe... mamak saya itu memang paling keras mendidik anak perempuan satu-satunya ini dalam urusan belajar masak-memasak. Tapi bersyukur saja saya dididik seperti itu, karena hikmahnya bisa saya rasakan sekarang. Semoga Allah senantiasa memanjangkan umur beliau dan diberikan kesehatan selalu. Amin.
Saya memang cinta memasak dan membuat kue, tapi untuk dikatakan ahli wah masih belum lah. Saya masih dalam taraf menyalurkan hobi, kecintaan saya terhadap masakan dan kue, hihihi... that's why i'm so big..big.. now :D. Saya paling tak tahan masuk pasar atau toko bahan kue, wah mata saya langsung jelalatan, tak tahan dan mupeng melihat sayur-sayur, ikan, daging, udang, cumi yang masih segar-segar dan bahan-bahan kue yang sangat menggiurkan untuk diuji coba di dapur saya.
Bulan lalu alhamdulillah saya dapat rejeki untuk beli kamera DSLR yang saya idam-idamkan sejak lama. Diidam-idamkan karena bakal digunakan untuk mendokumentasikan hasil karya saya nguplek-nguplek didapur, mendokumentasikan masakan dan kue rumahan yang saya buat. Ah senangnya bisa foto-foto masakan hasil karya saya seperti teman-teman blogger lain yang sudah top duluan. Walaupun foto-fotonya masih amatir, dan harus didalami lebih jauh lagi tentang teknik-teknik food photography. Doakan saya ya temans. Foto-foto hasil karya saya insyaallah akan saya masukkan disini pada posting berikutnya.
No comments:
Post a Comment