Ulasan kali ini saya ingin membahas tentang Bubur Pedas, makanan khas daerah Kalimantan Barat, kampung halaman saya, tempat saya dilahirkan. Sebagai seorang perantau rasa rindu terhadap kampung halaman pasti sering menghampiri, terlebih rindu dengan makanan khasnya. Mau pulang kampung kalau hanya pengen bernostalgia dengan makanannya koq ya rasanya kemahalan diongkos ya, hehehe. Apalagi saya, yang sekeluarga, ibu bapak sudah boyongan pindah ke Balikpapan, mau pulang ke Pontianak mikir-mikir lagi, tiket pesawatnya mahal. Kalau kangen dengan makanannya, ya sudah kami masak sendiri disini walaupun kadang ada beberapa jenis bahannya tidak ada di Balikpapan, seperti sayur sulur keladi atau daun kesum sebagai salah satu bumbu khas pembuatan bubur pedas ini.
Kemaren sore, saya dan ibu saya sepakat ingin membuat Bubur Pedas. Kamipun belanja sayur mayur dan bahan lainnya untuk membuat bubur nikmat ini. Nah untuk satu jenis sayur yaitu sayur pakis (bukan sayur pakis hijau ya. BEDA!), kami harus sedikit extra effort karena jenis sayur ini gak ada jual dipasar. Untungnya didekat kantor saya, ada tanah kosong yang banyak ditumbuhi tanaman pakis ini, kami berdua pun akhirnya terjun langsung memetik sendiri sayur eksotik ini, hihihi. Ya.. bagi sebagian orang apalagi orang Balikpapan, sayur pakis ini gak lumrah untuk dimakan, tapi di Pontianak sayur pakis merupakan sayur favorit dan hampir selalu ada di rumah makan dan restoran seafood yg menyajikan masakan khas Pontianak.
Bubur Pedas (Resep asli mama saya)
Bahan:
300 gram beras, cuci bersih dan sangrai sampai kecoklatan, haluskan sampai berbentuk seperti pasir kasar (jangan sampai seperti tepung)
250 gram daging tetelan (bisa diganti kikil, tulangan iga, atau ceker)
1 Ikat sayur Kangkung
1 Ikat sayur daun katuk
Sayur pakis secukupnya (optional: bisa diganti sayur lain jika tidak ada) (Gambar 1.7)
10 lonjor kacang panjang potong-potong
3 buah jagung, pipil/sisir
3 buah wortel potong kotak/dadu
250 gram rebung, rebus dan buang airnya.
50 gram daun kesum di cincang halus. (gambar 1.5 dan 1.6)
100 gram Tauge
3 liter air (bisa ditambah jika kurang)
Bumbu halus:
10 siung Bawang Putih
10 siung bawang merah
1 sendok makan ketumbar
1/2 sendok teh Adas Manis
1/2 sendok teh Jintan
1/2 sendok teh pala bubuk
1 sendok teh merica bulat
Garam dan bumbu penyedap rasa secukupnya
Bahan Pelengkap:
200 gram Kacang tanah goreng
200 gram Udang Ebi/ Ikan teri asin goreng
Bawang Goreng
Jeruk nipis/jeruk limo
Sambal rebus
Kecap manis
Cara membuatnya:
- Dalam panci besar, rebus beras yang telah dihaluskan dan daging tetelan. Masak sampai mendidih dan beras menjadi empuk mengental seperti bubur. Jika terlalu kental dan kurang air tambah air secukupnya (lihat Gambar 1.2 dibawah)
- Masukkan rebung, jagung pipilan dan wortel kedalam rebusan bubur beras.
- Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan kedalam bubur beras, masak lagi sampai mendidih dan matikan.
- Siapkan aneka jenis sayuran untuk bubur. (lihat gambar 1.3)
- Siapkan wajan ukuran sedang, tuang beberapa centong rebusan bubur beras kedalamnya. Tunggu hingga mendidih, lalu masukkan sayur kacang panjang, kangkung, daun kesum, daun katuk. Aduk-aduk, jika sudah agak layu, masukkan sayur daun pakis dan tauge. Masak hingga layu dan sayuran matang.
- Angkat dan sajikan dengan bahan pelengkapnya.
Tips:
Untuk mendapatkan rasa bubur pedas yang masih segar dan sayur yang masih crunchy, saya biasanya tidak sekaligus memasukkan sayur mayur kedalam rebusan bubur beras. Masak bubur pedas sedikit-sedikit (dalam wajan kecil) jika ingin dimakan.
Gambar 1.2 Kuah bubur (campuran beras, jagung, wortel, kikil dan rebung) |
Gambar 1.3 Sayur daun katuk (atas) dan sayur pakis (bawah) |
Gambar 1.4 Sayur lainnya, kangkung, jagung, wortel, kacang panjang panjang, tauge dan rebung) |
Gambar 1.5 Daun Kesum Cincang |
Gambar 1.6 Bentuk penampakan daun kesum yang masih utuh) |
Gambar 1.7 Sayur Pakis |
Favorit sayaa ini :)
ReplyDeletesama mbak Sinta, ini juga favorit saya. Makasih sudah mampir :)
ReplyDeleterasanya sama dengan bubur manado tidak ? saya ingin mencicipi semua rasa bubur yang ada di Indonesia dengan rasa yang berbeda, hehe ^_^
ReplyDeleteBeda mbak. Ini lebih spicy, karena pake rempah2 seperti jinten, adas, pala dan merica. Ditambah daun kesum, aromanya benar2 enak, spicy dan hangat dibadan saat dimakan.
DeleteHello kak, Di Jakarta dimana bisa dapat daun kesum? Makasih
ReplyDeleteHallo Erly, i have no idea dimana bisa dapat daun kesum di Jakarta. Nama lainnya adalah daun laksa (malaysia) daun phak phai (thailand). dulu saya pernah makan steam boat ala-ala thailand di Jakarta dan didalam kuahnya saya nemu satu daun yang "bau/aroma"-nya mirip banget dengan daun kesum. sempat tanya dengan chef-nya katanya sih da aja dijual di kemchicks. mudah-mudahan membantu ya...
DeleteAda yg tau dimana bisa pesan bubur pedas ini di jakarta
ReplyDeleteAda yg tau dimana bisa pesan bubur pedas ini di jakarta
ReplyDeleteMbak rafidah,di jakarta yang saya tahu di krendang raya mbak, jualnya pakai grobak warna biru, jam 6 malam ke atas..
ReplyDeleteMbak rafidah,di jakarta yang saya tahu di krendang raya mbak, jualnya pakai grobak warna biru, jam 6 malam ke atas..
ReplyDeleteMb rina, beli daun kesumnta dibalikpapan dimana? Terimakasih
ReplyDeletesaya kurang tau mbak. saya impor dr Pontianak kalau pas ada keluarga yg datang ke Balikpapan :D
Deletesalam kenal mba rina,
ReplyDeletesaya anak pontianak juga tapi numpang lahir doank :) , umur 2th lebih langsung di bawa ke jakarta.
senang sekali bisa nemu ini blog. senang ketemu teman se daerah, saya merasa ga sndiri deh :)
tks byk resep nya mba rina, saya memang sedang mengumpulkam resep" kampung halaman. mau saya 'oper' ke anak sulung :) .
agar tau makanan khas daerah ortu nya .
di jakarta cari bibit daun kesum dimana ya ?
ada yg tau ?
Hai mbak Sonya, makasih sudah mampir di blog saya. Senang rasanya bisa berbagi, dan ketemu teman sekampong, hhehehe. Betul mbak, menulis resep di blog ini salah satu cara baik untuk mewariskan resep keluarga untuk anak cucu kita kelak. Semoga menginspirasi.
DeleteOiya, untuk cari bibit daun kesum saya biasanya bawa langsung dari Pontianak mbak, cuma tanaman ini emang agak sulit hidupnya, harus didaerah yang basah dan agak becek gitu tanahnya. sekarang saya di Balikpapan, dulu saya nanam, tapi lama2 mati karena kering kemarau. jadi kadang saya minta kirimkan daunnya dr pontianak.
terimakasih sudah mampir :)
di balikpapan dmna nya mbak....saya juga orng pontianak mbak ...rindu makanan khas kalbar
ReplyDelete